virgo my dyre "secret admirer"

Dirgantara putra 17.59 |

Dear Rama,
Jangan pernah lagi kamu jatuhkan air matamu!!!! Karena air matamu akan jadi air mataku juga.
MR.Blue
Pagi di hari pertama sekolah ini Rama  sudah dapat surat lagi di dalam lacinya. Sampai saat ini dia belum tau siapa pengirim surat-surat yang ditulis pada selembar kertas berwarna coklat  itu.
“Bagaimana orang ini tau kalau aku akhir-akhir ini sering menangis? Pasti pengirimnya orang yang tahu aku banget . Tapi siapa?”gumam Rama  kemudian memasukkan selembar kertas  itu ke dalam tasnya bersama kertas lainnya yang dia terima sejak dia semenjak dia putus dari ceweknya . surat hari ini  adalah kertas biru yang ke tujuh puluh . “My secret admirer , siapa sebenarnya kamu ini?”
“Woy! Pagi-pagi sudah melamun. Entar kesambet lho,”seru virgo , teman sebangku Rama sekaligus sahabatnya semenjak SMP, membuyarkan lamunan Rama tentang secret admirernya.
“Eh, kamu to, go. Bikin kaget saja. Kapan kamu datang? Aku kok ga denger suara kamu, hehehe aku enggak tau,”
“Ya jelaslah kamu enggak tau, orang kamu melamun kok. Memangnya kamu itu lagi nglamunin apaan toh ram ram piye toh sekolah kok ngelamun ?”virgo  duduk di samping Rama.
“Kalau aku cerita ke kamu, kamu jangan ketawa ya! Apalagi menceritakannya sama orang lain,”Rama menatap Virgo .
“Oh….jadi ini rahasia to. Okelah kalau begitu , I PROMISE  enggak akan ketawa dan enggak akan nyeritain ini ke orang lain termasuk bayanganku ,”mereka pun saling mengaitkan kelingking mereka, tanda bahwa perjanjian sudah dibuat.(kayak anak kecil bingit )
“Begini go aku mulai darimana ya aku kok jadi bingung cerita mulai darimana ya , Go, semenjak pertengahan kelas sebelas tepatnya enak bulan lalu sampai sekarang ,  aku sering dapat surat kaleng dari seseorang yang tidak aku ketahui siapa dia, tapi dalam suratnya dia menamai dirinya MR.Dyre. Nah, ini surat-suratnya,”Rama mengeluarkan semua surat yang pernah dia terima dan dia tunjukkan pada Virgo.
“Ini sih, surat cinta, Ram,”kata virgo setelah membaca satu per satu surat-surat tersebut. “Dilihat dari kata-kata yang dia pakai untuk mengungkapkan perasaannya, dia ini pasti punya perasaan yang sangat besar sama kamu dan dia pasti sudah lama suka kamu dan kenal kamu . Hebat! Kamu punya secret admirer , ram, aku jadi iri sama kamu , cowok mana yang beruntung mendapatkan sahabat aku ini ya ??,”
“Kalau boleh jujur ya, Go, surat-surat inilah yang selalu membuatku dapat bangkit lagi dari keterpurukanku membuat aku sadar kalau aku kagak sendirian . Membuatku lebih bersemangat untuk menghadapi hari-hariku. Membuatku tersenyum kembali saat aku sedih. Seandainya saja aku tau siapa pengirimnya, aku akan sangat berterimakasih padanya, karena dia selalu ada untukku di saat apapun, selain kamu looh yang sibuk banget ma mading sekolah kamu hehehehhe,”
“Sepertinya si MR.dyre pecinta coklat  ya. Kok, semua suratnya ditulis di kertas warna coklat . Dan ditambah lagi kertasnya juga bau parfum rasa coklat ,”virgo menciumi satu per satu kertas-kertas biru tersebut.jadi pengen makan ice cream coklat heheheh juga jadi inget kenangan kita sama Surya saat di SMP dulu ya Ram "
“ya juga ya gimana kabar dia ya , heheheh kamu tuh bikin aku kangen dia juga ”
“Begitu to,”sahut virgo dengan wajah polosnya.
Sekarang kelas sudah ramai. Rama  kembali memasukkan kertas-kertas surat itu ke dalam tasnya. Tak lama kemudian, bel masuk berbunyi dan pelajaran pun dimulai. Jam pertama ini adalah jam pelajaran bahasa Indonesia. Karena Bu Mutmainnah  mendadak harus pergi karena harus rapat di ruang Guru, maka murid-murid diberikan tugas untuk membuat puisi dengan tema bebas.
Rama  paling tidak suka kalau ada tugas mengarang puisi atau mengarang apapun itu tapi kalau pelajaran fisika ma biologi dia ahlinya . Walaupun tidak suka kalau harus mengarang puisi, tapi Rama tetap membuat puisi tersebut. Beberapa kali Rama  merobek lembaran kertas dalam bukunya karena puisi yang dia tulis sangat tidak enak untuk dibaca memiliki arti yang datar datar saja . Selagi Rama sibuk merangkai kata-kata, banyak temannya memilih untuk browsing di internet membuka netbook dan gadget mereka . Toh, Bu mutmainnah  enggak akan menanyai mereka satu per satu atau mencocokkan puisi yang mereka buat dengan puisi yang ada di internet sampai mata bu mut keluar kagak akan ketahuan . Kalau Bu Mut melakukan itu, berarti Bu Mut itu orang yang kurang kerjaan bingit . Kenapa? Hari gini kok, masih mau ribet. Selain buang waktu, buang uang juga.
“Yo, kamu sudah selesai?”tanya Rama.
“Sudah dong,”
“wow bingits ...Mentang-mentang kamu jagonya bikin puisi,”
“Biasa saja kali, ram jangan puji aku kayak gitu bisa bisa kepalaku meletus wkwkwkwkkw,”
“Aku boleh baca puisimu? Siapa tau habis baca puisi kamu nanti aku dapat inspirasi,”virgo pun menyerahkan puisinya pada Revan dan membiarkan Revan membaca puisinya dalam hati.
Kamu sahabat terbaikku….kamu sahabat sejatiku….kamu sahabat setiaku….ada buatku kala ku butuh dan terjatuh ...kaki ini enggan melangkah slalu ingin di dekatmu ..tapii merasakan rasa seperti ini tak ingin ku lupakan walau sedetik saja tak akan pernah terlupa , selamanya kau kan ada di hatiku selamanya kau tak akan terganti ...namun apakah ini persahabatan ?
Sahabat, sahabat, dan sahabat. Satu kata yang sama yang selalu kamu ucapkan untukku setiap kali kita bertemu . Sakit hati ini bagai disayat belati, tapi bahagia rasanya kamu masih memandangku dengan mata penuh rasa yang membanjiri imaji .andai aku bisa ungkapkan semua rasa ini rasa yang tak bisa disampaikan oleh sang fajar kepada rembulan di malam hari .
Andai aku bisa membuat sebuah lukisan yang dapat melukiskan perasaanku ini padamu, tapi kurasa takkan ada lukisan yang bisa mewakili perasaanku padamu. Bahkan lukisan-lukisan karya Afandy sekalipun.
Setiap kata yang kurangkai untukmu kurasa belum cukup untuk membuatmu mengerti akan kasihku padamu. Entah harus berapa ribu kata lagi yang harus kurangkai menjadi sebuah ungkapan yang akan membuatmu paham akan rasaku padamu.
Berada di sisimu untuk melihatmu tersenyum adalah hal terindah dalam hidupku. Berada di sisimu untuk menghapus tiap titik-titik embun yang keluar dari matamu adalah harapku. Dapat memelukmu adalah mimpi terindah.
Bila suatu malam kubermimpi memelukmu, maka aku akan memohon pada Tuhan agar aku tak pernah lagi terbangun dan tetap berada dalam mimpiku selamanya, supaya aku tetap bisa memelukmu.tak akan terjaga dan tetap peluk erat tubuhmu .
Aku sudah berusaha meraih hatimu dengan perhatianku, tapi rasanya hatimu begitu jauh sehingga aku tak kuasa menjangkaunya. Putus asa terkadang, tapi aku tetap tegar. tapi apa kau juga rasakan itu ?
Aku bagai iblis yang ingin mencintai malaikat. Aku bagai api yang ingin bersahabat dengan air.aku bagai langit yang ingin sejajar  dengan bumi. aku bagai matahari yang ingin menggandeng sang bulan   Suatu hal yang tak mungkin terjadi dalam dunia dongeng sekalipun.
‘Sahabat’ itulah anggapanmu untukku. Pahit memang. Pedih sudah pasti. Sakit apalagi. Tapi itu kenyataan yang harus kuterima. Mungkin sampai kapanpun aku hanyalah sahabat bagimu.tak akan pernah berubah .
“Keren banget, go. Tiap katanya memiliki arti yang dalam banget. Aku kagum sama kamu,”puji Rama. virgo hanya tersenyum simpul.
“Gimana sudah dapat inspirasi?”tanya virgo.
“Tetap enggak dapat inspirasi. Huft…aku memang payah. Setelah membaca puisimu aku malah jadi tak bersemangat membuat puisi lagi. Soalnya puisimu bagus banget. Perfect malahan. Aku minder. Sudah pasti kan puisiku itu seperti apa,”Rama membaringkan kepalanya di atas meja.
“Kamu kan belum mencobanya, Ram. Lebih baik mencoba dan gagal daripada tidak sama sekali. Dan ingat, Ram! Walaupun jelek, tapi hargailah karyamu sendiri! Dan jangan pernah berhenti untuk mencoba dan mencoba! Itulah seniman yang sejati tak akan mengalah dengan sang waktu dan takdir mereka akan berpijak kuat pada pendirian sejati,”
“Yang seniman itu kan kamu, go. Aku enggak,”Rama masih merebahkan kepalanya di atas meja.
“Kamu enggak ingat ya, kalau aku ini payah dalam menyanyi dan kamu unggul dalam hal itu. Setiap orang diciptakan Tuhan dengan segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing apalagi kalau kamu di hal fisika aku kalah bingit ,”
“go, kenapa sih, mendadak kamu menjadi sosok yang dewasa, enggak seperti virgo yang biasa kukenal kamu biasanya slengean kayakorang ga waras ? tapi Kata-kata yang keluar dari mulutmu itu seperti air hujan yang menghujani tanah yang kering. Terasa sejuk,”tiba-tiba Rama mengangkat kepala dan menatap  virgo dalam-dalam. mereka saling menatap
“Masa’ sih, Ram, aku kayak gitu. Aku ngerasa kok, biasa-biasa saja. Kamu lebay ah..lebay bingit malah ,”
Antara Rama dan virgo pun hening, tidak terjadi percakapan. Mereka sibuk sendiri-sendiri. virgo sibuk dengan gadgetnya, sedangkan Revan sibuk merangkai kata-kata untuk tugas puisinya yang belum selesai.
Pada suatu minggu pagi yang cerah, Rama dikejutkan dengan adanya secarik kertas warna coklat dan setangkai bunga mawar putih  yang ada di depan pintu rumahnya. Rama terkejut. Ternyata MR.Dyre juga tau dimana dia tinggal. Dalam benak Rama ada tanda tanya yang begitu besar.
Dear Rama,
Selamat pagi my boy boy sun sun . Semoga minggumu berseri seperti sang surya pagi. God bless you.
MR.dyre
Rama tersenyum simpul saat membaca surat dari secret admirer-nya itu. Setiap kata dalam surat yang dikirim oleh MR.dyre padanya telah bertambah manis dan itu membuatnya meleleh. Untungnya dia bukan lilin atau balok es, jadi cukup hatinya saja yang meleleh.
Tiba-tiba Rama mendapati sekelebat bayangan yang ada di balik pintu gerbangnya. Rama berlari menghampirinya, tapi orang misterius tersebut sudah tak berada di tempatnya. ‘Mungkinkah orang itu MR.Dyre’ batin Rama dalam hati. Rama kembali masuk ke rumahnya sambil membawa surat dari MR.dyre  tadi. Sesampainya di kamar, dia menempelkan surat tersebut di dinding bersama surat-surat  yang lainnya. Rama memang masih menyimpan surat dari penggemar rahasianya itu. Walaupun Revan tak pernah melihat wajah penggemarnya itu, tapi dia yakin kalau penggemarnya itu adalah orang yang tampan, berhati lembut, dan romantic pastinya. Rama berharap suatu saat nanti dia bisa bertemu dengan penggemarnya itu.
“Aku harus membalas surat MR.dyre. Ya, aku harus melakukannya,”ide itu tiba-tiba muncul dalam otak Rama.
Rama segera mengambil kertas berwarna biru dan bolpen. Ya. biru adalah warna kesukaannya. Rama pun merangkai kata demi kata untuk membalas surat dari MR.dyre. Dia menulisnya dengan penuh perasaan. Satu jam, dua jam sudah berlalu dan surat untuk MR.dyre pun sudah jadi. Memang kata-kata yang dirangkai Revan tak semanis dan seromantis kata-kata yang dirangkai MR.dyre. Tapi itu Rama menulisnya dengan tulus. Rama memandangi surat itu dan kemudian dia pun membaca surat untuk penggemarnya itu.
“Aku tak percaya aku bisa merangkai kata-kata, meski tak seindah kata-kata yang dirangkai MR.dyre-ku tercinta,”gumam Rama.
Sore harinya virgo datang bermain ke rumah Rama. Seperti biasanya, virgo langsung menuju kamar Revan. Saat memasuki kamar Revan, dia dikejutkan oleh kertas coklat dengan rangkaian kata yang tertulis di atasnya yang tertempel rapi di atas dinding. virgo membaca satu-satu surat tersebut. Setelah selesai membaca surat-surat tersebut, dia tersenyum simpul.
“Go, kapan kamu datang?”Rama mengagetkan Virgo.
“Damn! Kamu mengagetkanku, Ram,”
“Hey! Kamu baru saja mengumpatku ya,”
“Maaf! Aku keceplosan,”
“Tumbenan kamu kesini sore-sore kayak gini. Ada apaan?”tanya Rama sambil duduk di ranjangnya.
“Malam ini aku boleh menginap disini kan?”
“Ada apa? Kamu berantem lagi sama Papa kamu?”
“Kamu bisa baca pikiran ya, sekarang,”
“Kamu bawa baju ganti, tidak?”
“Bawa dong. Aku bawa seragam dan buku pelajaran buat besok juga,”
Rama dan virgo bercanda bersama di dalam kamar. virgo menggelitiki Rama. Dan Rama pun tertawa terpingkal-pingkal. Rama pun tak mau melepaskan virgo. Dia menarik kaos virgo dari belakang saat virgo hendak lari menghindarinya. Karena ditarik secara tiba-tiba, virgo kehilangan keseimbangan dan jatuh menimpa tubuh Rama. Wajah virgo hampir berbenturan dengan wajah Rama. Sesaat mereka saling mengunci pandangan. Akhirnya mereka sadar dan segera bangkit. Saking asyiknya mereka bercanda, mereka sampai tidak sadar kalau hari sudah mulai gelap dan mereka belum mandi.
“Sudah sore ternyata. Aku mandi duluan ya,”kata Rama. Kemudian dia masuk ke kamar mandi. Setelah beberapa saat Rana keluar dari kamar mandi dengan hanya berbalut handuk.
virgo pun juga mandi. Badannya sudah sangat lengket oleh keringat akibat tertawa bersama Rama tadi. Kini mereka berdua berbaring di ranjang sambil menunggu makan malam.
“Kamu beruntung sekali memiliki keluarga yang utuh, Van. Tak sepertiku. Orang tuaku sudah lama bercerai sejak aku masih SMP. Kini aku harus tinggal berpindah-pindah dari rumah Ibuku ke rumah Ayahku. Hari ini Ayahku memarahiku habis-habisan gara-gara aku gunakan uang tabunganku untuk membeli gitar. Apa salahnya sih, kalau uang tabunganku kubelikan gitar? Mungkin Ayahku takut bila gitar itu mengganggu belajarku. Dia memerlakukanku seperti bocah lima tahun. Aku tak suka diperlakukan seperti itu. Aku tak ingin hidupku terlalu diatur seperti ini. Aku ingin menikmati hari-hariku seperti dirimu dan teman-teman lainnya. Berbeda dengan Ayahku, Ibuku malah lebih parah lagi. Kalau aku sedang tinggal di rumahnya, aku tak pernah dianggap ada olehnya. Dia hanya mengurusi suami barunya dan putri mereka. Disana aku bak obat nyamuk. Ada disana, tapi tak pernah dianggap. Terkadang aku bingung harus tinggal bersama siapa?”tanpa sadar virgo meneteskan air mata.
“Aku rasa kamu sangat menyayangi kedua orang tuamu, terutama Ayahmu. Walaupun kalian sering bertengkar, tapi sebenarnya kalian saling menyayangi. Aku bisa melihat itu,”Rama memberikan pelukan untuk virgo.
Keesokan harinya saat pulang sekolah, Rama meninggalkan surat untuk MR.dyre di dalam laci mejanya. Sebelum memasukkan surat itu dalam laci, Rama mencium surat itu terlebih dahulu. Dalam hati Rama berharap MR.dyre juga mau membalas suratnya itu.
“Halo, Go! Kamu dimana toh?”tanya Rama.
“Aduh, Ram! Sorry! Aku pulang duluan. Habis kamu kelamaan. Soalnya hari ini adalah hari pertamaku kursus gitar, jadi aku tak mau dinilai buruk jika datang terlambat,”
“Good luck ya, Go,”
Tuuuttt….percakapan pun terputus seiring dengan matinya hape Rama. Dan Rama pun meninggalkan kelasnya dengan hati penuh harap. Revan tak tau ada sepasang mata yang mengawasinya sedari tadi. Ya. Mata itu adalah milik virgo. Sebenarnya virgo tadi berbohong pada Rama soal kursus gitarnya. Tapi kebohongannya kali ini bukan tanpa alasan.
Setelah sekolah tampak sepi, virgo berjalan menuju kelasnya. Dia mengeluarkan selembar kertas coklat  dari tasnya kemudian dia meletakkan surat tersebut dalam laci Rama. Saat memasukkan tangannya ke dalam laci Rama, dia merasakan ada sesuatu di dalam sana. Dia menarik benda itu. Ternyata itu sebuah surat yang ditulis di atas sebuah kertas berwarna biru. virgo pun membaca surat tersebut.
Dear MR.dyre
Maaf! Baru kali ini aku membalas suratmu.
Aku ingin mengucapkan terima kasih padamu atas kesetiaanmu padaku. Kamu selalu ada untukku di saat apapun. Walaupun aku tak pernah melihat wajahmu, apalagi bertemu denganmu, tapi bagiku kamu sangat berarti untukku.
Kamu bagaikan malaikat yang selalu ada untuk membangkitkanku saat aku terjatuh. Kamu ada saat aku menangis. Kamu ada saat aku tersenyum. Tapi taukah kamu kalau aku berharap kamu benar-benar ada di sisiku saat aku jatuh, saat aku menagis, dan saat aku tersenyum. Yang kuharapkan bukan hanya kehadiran suratmu yang penuh dengan kata-kata yang indah, tapi juga kehadiran sosokmu di hadapanku.
Ingin sekali aku memeluk dirimu, tapi kamu tampak seperti bayangan bagiku. Bayangan yang selalu ada bersamaku.
Aku berharap Tuhan akan mempertemukan kita suatu saat nanti.
Rama
Membaca surat dari Rama tersebut, membuat mata virgo berkaca-kaca dan bulir-bulir air tersebut pun akhirnya jatuh juga ke pipinya.
“Rama, selama ini kita tampak begitu dekat, tapi entah kenapa aku merasa kalau aku begitu jauh darimu sehingga aku harus menulis surat untuk menyatakan apa yang ingin aku nyatakan padamu. Mungkin kamu menyukai MR.dyre, bukan menyukai virgo. Apakah kamu akan menerimaku jika kamu tau kalau aku adalah MR.Dyre, orang yang selama ini menjadi bayang-bayangmu. Apa kamu akan mengubah anggapan ‘sahabat’ untukku menjadi ‘kekasihmu’? Aku takut. Apa aku cukup siap menerima kenyataan setelah semua ini terbongkar? Huft….aku yakin serapat-rapatnya seseorang menyimpan bangkai, maka baunya akan tercium juga. Oh, Rama, aku mencintaimu setulus hatiku. Seandainya kamu tau semua perasaanku ini padamu, tapi yang kamu tau hanya perasaan MR.dyre padamu bukannya aku. Dan sepertinya kamu juga mulai jatuh hati pada MR.dyre. Semua itu terlihat dari suratmu ini. Mengetahui ini, entah aku harus bahagia karaena kamu juga ada rasa atau bersedih karena rasa itu bukan untukku, tapi untuk MR.Dyre. Untuk saat ini aku tak bisa jujur padamu, Ram. Entah aku takut kamu menolakku atau aku hanya belum cukup berani untuk mengatakan kalau aku suka padamu. Untuk saat ini biarlah lembaran-lembaran kertas coklat ini yang menyampaikan rasaku padamu. I Love you, rama( sang pemanah hatiku),”virgo memasukkan surat dari Rama tadi ke dalam tasnya kemudian keluar dari kelas sambil mengelap pipinya yang basah karena bulir-bulir air matanya yang sedari tadi tak terbendung.
Sampai saat ini Rama tak pernah tau kalau selama ini virgo, teman sebangkunya itu menaruh hati padanya. Dan dialah yang menjadi MR.Dyre dan selalu menghiburnya dengan serangkaian kata-kata yang dapat membuat hatinya mencair bagai balok es. virgo sendiri pun belum berniat untuk mengakui semuanya pada Rama. Sekilas hubungan mereka ini tampak aneh. Di luar mereka begitu dekat, namun hanya sebagai sahabat. Ketika mereka bermain dengan kata-kata, mereka tampak seperti sepasang kekasih yang sedang menjalani hubungan secara LDR.
Rama yang masih belum tau kalau MR.Dyre itu adalah virgo, masih sering meninggalkan surat untuk MR.Dyre di lacinya. Begitu juga dengan MR.Dyre alias virgo. Dia juga selalu membalas surat dari Rama untuknya.
Entah sampai kapan surat-menyurat itu akan berlangsung. Entah sampai kapan virgo membuka jati dirinya pada Rama? Akankah Rama bisa menerima kenyataan kalau selama ini virgo adalah MR.dyre? Akankah hubungan mereka ini dapat terrealisasikan dalam kehidupan yang nyata, bukan hanya dalam kata-kata semata? Biarkan waktu yang menjawab semua pertanyaan itu. Biarkan waktu yang akan membuka apa yang tertutup, bila memang sudah saatnya untuk dibuka. Birkan waktu juga yang memutuskan untuk menyatukan mereka dalam ikatan sepasang kekasih atau hanya sekedar ikatan persahabatan semata.
*****To be continued*****

0 komentar:

Posting Komentar