DUA CERITA SINGKAT

Dirgantara putra 13.46 |


[sumber : Kiriman Pembaca CGP]

CERITA ARYA : [Pijatan Pak RT]

Hari mulai cerah, tapi rasanya mata ini susah sekali untuk membuka dua kelopaknya. Sampai jam dinding di kamarku pun menunjukkan pukul 09.00 WIB. Segera ku pergi ke kamar mandi dan ku tanggalkan semua pakainku dan memulai untuk membasuh sekujur tubuhku. Dingin memang, tapi rasanya segar sekali. Kudapati orang tuaku sudah tak ada di rumah. Ya memang orang tuaku sudah pergi untuk kerja.

Hari ini memang hari minggu, tapi hari ini tak ada planning kmna-mana. Meskipun hari minggu orang tuaku tetap bekerja. Dan hanya bisa libur apabila hari-hari besar saja. Aku sering sekali kesepian di rumah ku. Aku mulai membuka komputerku dan membuka facebook. Tapi rasanya tak ada yang spesial, tak ada pesan satu pun. Akupun langsung meng-shut down laptopku itu. Ku tengok keluar, sepi sekali, ya maklum jam segini orang-orang di komplekku jarang sekali keluar rumah, ataupun mereka jalan-jalan karena weekend juga, ya jadi sepi. Ku nyalakan televisi, namun acara hari minggu rasanya tak menarik perhatianku, tetap saja aku tak merasa nyaman. Ku pindah-pindah channel namun tak ada yang cocok untuk ku nikmati rasanya hari ini.

Entahlah aku rasanya gelisah tak menentu. Disela-sela saat ku menggonta-ganti saluran televisi ada suara ketukan pintu sebanyak tiga kali. Sontak aku kaget, karena biasanya jarang yang berkunjung kerumahku. “permisi” ucap suara itu. “ia bentar” jawabku dengan malas. Setelah ku bukakan pintu ternyata pak RT. “Ren bapak nya ada?” tanyanya. “eh pa RT, masuk pa” aku malah menyuruh masuk. Pak RT ini orangnya agak sedikit hitam, tapi gak item-item banget, tapi menurutku ini adalah salah satu tipeku. Di umurnya yang menginjak kepala 4 tapi otot bisepnya tetap terlihat, meskipun perutnya agak buncit. Tapi malah di mataku itu kelihatan sexy. Dia menayakan ayahku sekali lagi “ bapak nya ada Ren?” tanyanya lagi. “ngga ada pa, kalo boleh tahu ada apa ya pak?” jawabku. “begini, nanti kalau bapakmu pulang tolong sampaikan bahwa besok ada kerja bakti” paparnya. “ ohh, iya pak nanti saya sampaikan pak” ujarku. “eh eh kenapa Ren?” tiba tiba paha ku kram dan susah sekali di gerakkan.

Pak RT pun memapah ku ke kamarku. “coba baringkan dulu, saya coba urut ya” ucapnya. “awww awww pelan pelan pak” sambil meringis kesakitan. Baru kali ini aku merasakan kram seperti ini. Karena biasanya tak separah ini. Pak RT pun mulai menurut-ngurut sampai agak mendingan. “gimana Ren udah enakkkan?” memastikan kepadaku. “i i iya pak” ucapku. Tapi pak RT tetap mengurut-ngurut pahaku sampai tangannya menyentuh daerah kemaluanku. Awalnya aku tak menepis dan diam saja. Tapi lama kelamaan aku mencoba menolak “aduh pak, jangan” kataku. “tidak apa-apa nak,enak kok” katanya.

Memang pak RT ini sudah lama ditinggal wafat istrinya jadi mungkin sudah lama tak melakukannnya. “dek, reno ini cakep ya’’ pujinya sambil tetap meraba-raba. Kini aku mulai menikmati permainan, karena akupun tak menampik bahwa sentuhannya sangat nikmat. Pak RT pun mulai memeloroti semua pakainku dan dijatuhkan ke lantai, dia mulai menciumiku, dari bibir sampai ke perut ku dan akhir nya ia berhenti di perutku. Dan dia pun mulai melucuti pakainnnya sendiri. Dia meminta kemaluannnya di kulum olehku. Akupun tak segan dan segera melahap daging yang berwarna cokelat itu. Keras dan berbau khas lelaki dewasa. Kepalaku maju mundur saat mengulum batang yang kira-kira 16 cm dengan diameter 4cm. Besar menurutku. Dia meminta ku untuk nungging. Lantas ku menuruti saja kemauan dia. Setelah ku bersiap ia meludahi jarinya dan mengoleskan ludah tersebut ke lubang pantatku dan ke kepunyaannya dia.

Dan setelah berusaha sekuat tenaga akhirnya blesss. Amblas lah batang besar tersebut. Dan aku mulai merintih kesakitan. Tapi dia terus menggenjot pantatku. Rasanya isi perut ini telah diobrak-abrik dibuatnya. “ahhhh ahhh aah sakit pak” keluhku. “tenang dek, lama-lama juga enak” ujarnya sambil merem melek menahan nafsu yang sudah lama tak ia keluarkan. Dia terus mengeluar masukkkan benda pusakanya itu. Keringat pun mulai bercucuran di kening dang tubuhnya. “ dek bapak mau keluar dek, ohh oh ohh” ujarnya sambil ngos-ngosan. “ buka mulutmu dek, buka mulutmu” ucapnya lagi. Mulutku pun siap menerima lahar putih yang segera meluncur ke rongga tenggorokanku. Aku melumat cairan tersebut sampai bersih dari kepala hingga batangnya. Enak sekali cairan yang satu ini, gumamku dalam hati. Pak RT pun segera mengenakan polo shirtnya kembali.

Dia pun berpamitan. Tanpa membahas peristiwa yang terjadi barusan. Dan hari hari biasa pun ia bersikap seperti biasanya. Seakan diantara kami tak pernah terjadi apa-apa. Padahal aku inging sekali bisa melakukannya lagi, bisikku dalam hati. (SELESAI).

CERITA FANO : [Majikanku]

Saya adalah fano, saya berasal dari kampung yang pergi ke jakarta bermaksud untuk mengubah hidup saya menjadi yang lebih baik, di kampung sana keluarga saya sering jadi pembicaraan tetangga yang di karenakan keadaan ekonomi saya yang kurang dan saya sering meminjam beras di warung dan sesekali warung pun enggan untuk memberi ku pinjaman itu hanya ketela yang dapat keluarga ku andalkan saat kami tak memiliki beras, ayah ku adalah seorang petani lepasan dan ibu ku hanya berjualan gorengan, aku anak pertama dari dua bersaudara, adik ku bernama fira aku berbeda 5 tahun dengannya

Aku berangkat ke jakarta hanya bermodalkan ijasah SMP ku dan celengan yang ku tabung selama 4 tahun sebagian isi celengan milik ku aku berikan kepada ibu ku untuk fira masuk smp nanti memang tidak banyak namun cukup membantu untuk meringankan beban bapak dan ibu ku, saat aku berangkat ke jakata aku menaki bis duduk di samping jendela dan ketika di bis aku pun tertidur, di sana aku membawa dua tas yang berisi pakaian dan tas yang lainnya berisi ijasah ku,namun saat sampai jakarta aku pun di bangunkan dari tidur nyenyak ku oleh seseorang yang ternyata itu adalah kenek bis yang ku tumpangi, dan saat aku sadar ternyata tas ku hilang ,tas yang berisi pakaian ku telah hilang ketika ku tanyakan kepada kenek bis tersebut kenek pun tak mengetahuinya....

Aku pun sampai di kota tujuan ku dengan entah harus kemana dan mulai putus asa ,sejenak aku berfikir apakah aku akan mati di kota orang ini, aku pun terus berjalan sambil membawa tas satunya lagi yang ku gendong hanya berisi ijasah ku saja, aku begitu lelah dan binggung juga lapar dan aku terus berjalan aku berhenti di depan sebuah rumah yang sangat mewah entah siapa pemilik istana itu karena sudah lelah aku pun memutuskan untuk beristirahat di depan rumah tersebut yang memiliki pohon yang sangat rindang di depannnya, saat minggu pagi seseorang keluar dari rumah itu pemiliknya ternyata orang chinese sangat amat tampan berbeda dengan ku yang kurus hitam dan tak terlalu tampan, namun pemilik itu menghampiri ku mungkin karena keberadaan ku yang mengganggu halaman depannya yang indah saat ia datang kepadaku dia bertanya siapa aku dan kenapa aku berada di depan rumahnya dan aku pun menjawab apa adanya, karena kasihan kepadaku ia pun menyuruh ku masuk ke dalam istananya yang sangat besar dan di dalam sana sangat dingin sama dengan cuaca di kampungku saat hujan turun di pagi hari dan aku menanyakan mengapa di dalam rumahnya itu begitu dingin dan aku pun melepas sedal jepit ku saat menginjakan lantainya yang sangat mengilap bagai kristal, saat itu aku mengikutinya dari belakang dan ketika iya menjawab pertanyaan ku ia melihat ke arah tangan ku yang menengteng sandal jepit ku dan ia pun tertawa dan menyuruh ku memakainya....

Saat di tangga menaiki lantai 2 ia pun memanggil seseorang wanita yang ternyata istrinya , wanita itu sangat amat cantik bagai bidadari usianya sekitar 36 berbeda dengan suaminya yang usianya sekitar 41 tahun, saat itu mereka memperkerjakan ku sebagai tukang kebun mereka, ya hanya itu ketrampilan ku yang aku punya ,karna saat di kampung aku sering membantu ayah di sawah, aku menyerahkan ijasah asli ku kepada majikanku agar meyakinkan mereka kalau aku ini tidak bermaksud jahat dan ketika mereka melihatnya betapa kagetnya mereka dengan nilai ku yang bisa di bilang sangat baik dan usia ku sama seperti anak laki laki mereka yang masih sekolah...

Saat aku bekerja di hari pertama aku melihat begitu banyak barang aneh yang tak ada di kampung ku seperti papan pemotong bawang yang ternyata itu adalah tab dan lift pakaian yang akan turun ke lantai bawah ketika di setuh tombolnya dan lain lain, aku mulai mengerti ketika majikan ku mengajarinya saat naik ke lantai 2 aku melihat seseorang laki laki yang masih muda dan sangat amat tampan namun wajahnya persis seperti foto yang berada di bawah dan ternyata itu adalah aldo anak dari majikan ku....Kami berkenalan dan aku pun mulai akrab oleh anak majikan ku itu

Saat aku di sana selama 6 bulan keributan pun terjadi ternyata istri dari tuan ku berselingkuh oleh pejabat yang ternyata teman bisnis tuan ku, akhirnya perceraian pun terjadi aldo tinggal bersama ayahnya dan sangat terlihat bahwa aldo sangat terpukul aku berusaha menghiburnya dan aldo pun dapat melupakan rasa sakitnya secara perlahan...

Saat itu aku sudah dapat mengirimkan sedikit banyak uang dari gaji ku untuk keluarga ku di kampung, dan aku sangat bangga dan bersyukur kepada yang maha kuasa ternyata aku di beri jalan untuk membuat keluargaku tersenyum.

Suatu malam ayah aldo belum pulang dan aldo meminta ku untuk menemaninya di kamarnya dan kami pun mulai berbincang bagaikan kaka dan adik , saat itu aldo menanyakan kepada ku bagai mana rasanya di sunat dan aku pun kaget mendengar pertanyaannya dan seketika itu juga papa aldo datang ke kamarnya hanya menggunakan handuk yang ingin menumpang mandi di kamar aldo yang ternyata di kamar mandi tuan ku air panasnya sedang rusak dan kamar mandi tamu tidak ada air panas, dan ketika itu aku sangat mengaggumi tubuh tuan ku, yang putih sixpack dan memiliki bulu halus, muka tampan bagai ari wibowo...

Aldo pun mengagetkan ku dari hayalan jorok ku dan ketika itu aku menjelaskan tentang pertanyaan yang di tanyakan kepada ku , saat itu juga tuan ku datang dan bergabung bersama ku dan menanyakan apa yang sedang di bicarakan dan aku pun malu untuk menjawabnya dan aldo pun menjelaskannya dan tuan ku bertanya apakah kalau di sunat itu saat terangsang bisa menjadi besar, aku pun tak dapat menjawabnya, dan aldo pun menanyakan kepada ayahnya bagai mana dulu saat papanya ML , aldo menanyakannya di depan ku mungkin karena mereka menganggapku bagian dari keluarga mereka , lalu ayah aldo menjawabnya tampa rasa malu karna di fikirnya kami sudah dewasa, dan ia menjawab bwahwa rasanya itu nikmat dan dengan polosnya aku pun bertanya bagai mana jika sekarang iya ingin bercinta dan papa aldo pun melihat selangkangannya yang hanya di lilitkan handuk putih....

Tampa rasa takut aldo pun memengang selangkangan papanya dan di remasnya selangkangan papanya itu , cukup seru aku melihatnya dan papa aldo pun membiarkan anaknya meremas selangkangannya di depan ku , papa aldo sangat terangsang dengan posisi duduk papanya yang tubuhnya di topang oleh kedua tanggannya aldo pun asing memainkan kontol papanya yang masih terbungkus handunk dan pembicaraan kami masih berlanjut dengan pengalaman seks yang papanya pernah rasakan dengan mendengarkan cerita papanya aldo aku pun ikut terangsang dan tak bisa di tutupi kalau kontol yang ku punya cukup besar dan ketika itu juga aldo membuka handuk papanya dan terbukalah celana dalam putih yang di pakai papanya aldo pun mulai membuka celana dalam papanya itu dan mulai mengocoknya dan mungkin karena nafsu ku sudah memuncak aku mulai mengelus selangkangan aldo yang sangat tampan, di selangkangannya terasa ada yang memberontak dan aku mulai membuka celananya...

Terlihatlah kontol aldo yang tak bersunat sama seperti papanya lalu aku mulai menghisapnya tangan aldo pun tak dia ia menggrayangi tubuh ku dan akhirnya kami telanjang bulat di sini kontol terbesar adalah milik papa aldo yang memiliki kulit yang putih dan kepala kontol yang merah dan aku kontol bersunat dengan jembut yang hitam juga panjang lalu aldo yang hampir sama seperti papanya namun tak sepanjang kontol papanya...

Aku pun mulai nekat mencium bibir tuan ku yang merah juga dagu yang di tumbuhi kumis halus yang bekas di potongnya, lalu aku melepasnya dan aldo menyuruh ku mengambil gel di ujung kamarnya ternyata ia mengoleskan gel itu kepada papanya dan aku pun di perintahkan aldo untuk ikut bermain di kontol papanya, aldo pun mulai meninggalkan kontol itu tapi aku terus bermain di kontol papanya aldo dan aku rasakan sekarang aldo bermain di dubur ku , di oleskannya di dubur ku dan di kontol ku, di kocoknya rasanya begitu nikmat dan papanya mulai memeluk ku dan menidurkan ku di ranjangnya aldo aldo pun memasukan jarinya ke dalam dubur ku sambil iya maju mundur kan tanggannya, aku pun menahan rasa sakit namun ayahnya menyumbat mulut ku dengan bibirnya yang merah dengan perlahan aku mulai menikmatinya.....

Lalu aldo membimbing kontol papanya masuk ke dalam anus ku dan aldo mengocok penis ku sambil memberikan gelnya ke kontol papanya , aldo pun mengoleskannya gel itu ke kontolnya dan dengan posisi papanya di bawah dan aku di atas papanya aldo mulai naik ke atas ku dan sebb kontol aldo masuk ke dalam anus ku dan terasa sangat sakit tak sulit bagi aldo memasukan kontolnya ke anus ku karna ia mengoleskan banyak gel ke kontolnya dan ayah aldo pun mengerang kenikmatan sungguh aku tak percaya bahwa aku di entot oleh kedua majikan ku, saat itu aku terangsang dan keluarlah sperma ku yang tumpah di atas perut papa aldo dan lemaslah tubuh ku namun ayahnya tetap memompakan kontolnya ke dalam anus ku aldo pun mulai mencabut kontolnya dan tiba tiba ia mengarahkan kontolnya ke papanya keluarlah sperma aldo di muka papanya, dan tak lama kemudian papanya memompa sangat kencang dan memeluk tubuhku ternyata ia mengeluarkan begitu banyak spermanya di dalam anus ku, kami saling berciuman dan tidur bertiga dengan kontol ayahnya yang masih menancap di dubur ku..... [SELESAI]
  • Guntur Eka Wiradhynata

0 komentar:

Posting Komentar