Perjalanan Hidup Sang Rama (part 3)

Dirgantara putra 14.18 |




KISAH RAMA Part 03

aku menghentikan langkah, berbalik, berdiri dipinggir pintu wc, menunggu rian yang sedang menyiram toilet
Tiba tiba vendi datang, ia berjalan melewatiku tanpa menoleh, seakan akan aku tak terlihat
“bro Disini rupanya Eh Temani aku ke kantin yuk” Vendi berjalan masuk ke wc Menghampiri rian
Aku memandang rian, menunggu kepastian, mau kembali kekelas bersamaku, atau ikut vendi ke kantin
“kamu duluan aja ke kelas Aku mau ke kantin dulusiapa nama kamu?” Ujar rian padaku sambil berjalan dengan vendi

Aku diam saja tak menjawab, langsung berbalik kembali kekelas Vendi cuma melemparkan senyum basa basi padaku Aku membalasnya dengan hambar .Semangat yang tadi sempat muncul kembali padam Kenapa sih harus datang si vendi, padahal aku ingin sekali bisa sedikit lebih dekat dengan rian Sepertinya ia bukan anak yang sombong . Terbukti tadi ia menegur ku waktu di wc

Sampai di dalam kelas aku duduk kembali dibangku Irwan menoleh melihatku
“kamu kencing apa berak?”
“memangnya kenapa?”
“kok lama?”
“Ya kencing lah!”
“ke kantin yuk Lima belas menit lagi bell bunyi Lumayan kita bisa lebih santai, jangan kuatir aku yang traktir” Tawar Irwan
“kamu sendiri aja lah Aku lagi malas Pengen ke perpus aja”

Aku menolak, entah kenapa aku jadi kecewa tidak bisa berjalan bersama rian kembali ke kelas tadi
Andai aku ke kantin, pasti akan bertemu dengan rian, aku cemburu melihat dia akrab dengan rombongan vendi
“ya udah kalau kamu nggak mau Aku ke kantin dulu ya” Irwan berdiri kemudian meninggalkan kelas

Beberapa teman sekelasku masih berada dalam kelas Tapi sebagian besar sudah keluar Kenapa sih aku ini Padahal rian kan bukan teman akrabku, tapi mengapa aku bisa sentimentil begini Belum pernah aku menginginkan akrab dengan seseorang seperti saat ini yang aku rasakan terhadap rian Aku cenderung kuper kalau dikelas Sekolah di smp yang kebanyakan teman teman berasal dari kalangan orang mampu, membuat aku tidak percaya diri untuk berteman dengan mereka Kelas sudah kosong sekarang, tinggal aku sendirian didalam Daripada bengong sendirian lebih baik aku ke perpus saja, membaca buku mungkin bisa mengalihkan pikiranku yang sedang kusut

Dilorong antara kantin dengan laboratorium fisika, aku melihat rombongan vendi bersama rian sedang berdiri sambil bercerita dengan seru, mereka tertawa terbahak bahak, entah apa yang mereka ceritakan namun aku melihat rian begitu senang .Beberapa cewek juga ikut ngumpul bersama mereka Diantaranya ada avi, Fitri, irma dan Rini Cewek cewek yang terkenal gaul di sekolah Aku mempercepat langkah menuju ke perpus
“Rama Tunggu” Irwan setengah berlari menghampiriku Aku berhenti menunggu Irwan
“loh Sudah selesai makannya?” Tanyaku agak heran, biasanya Irwan kalau sudah ke kantin pasti lama, minimal kembali ke kelas, lima menit sebelum bell bunyi
“sudah, cuma makan tekwan saja kok” Irwan berjalan mengiringiku menuju ke perpustakaan
“Rama, nanti sore aku mau renang, kamu mau ikut nggak?”
“renang, dimana?” Tanyaku sambil terus berjalan
“di hotel menumbing dekat pasar, kalau mau nanti aku jemput sekitar jam tiga sore”
“berapa bayar masuk kesana” Aku ingin tahu, soalnya kalau mahal aku tak punya uang
“tenang saja aku bisa bayar kok!”
“nggak ah Aku nggak enak kalau kamu yang bayarin”
“nggak apa apa kok Kan aku yang ngajak” Desak Irwan setengah memaksa
Aku diam sejenak menimbang nimbang
“oke Nanti kamu jemput aku ya”
“sip lah Kamu tunggu aja di rumah Aku pasti jemput Jangan lupa siap siap, handuk dan celana pendek untuk renang!” Irwan mengingatkanku Aku cuma mengangguk

Kami sudah sampai di depan perpustakaan, aku masuk ke dalam mengisi buku kunjungan Kemudian berjalan menuju rak rak buku, mencari buku yang menarik untuk di baca Setelah itu memilih duduk di pojok yang paling sepi Irwan ikut mengambil buku cerita, kemudian duduk disampingku .Sebentar kemudian aku sudah tenggelam dengan keasyikan membaca.

++++

                                                                            DIKOLAM RENANG
“mak ntar sore Rama mau kekolam renang Diajakin ma temen” Aku memberitahu emak yang lagi duduk didepanku di meja makan
“tugas sekolah ya?” Tanya emak sambil menggeser piring berisi ikan goreng ke depanku
“bukan sih mak Cuma sekedar main aja diajak teman, jam tiga ntar Rama kesana”
“memangnya kamu tau berenang?” Emak agak kuatir karena aku memang jarang sekali pergi ke tempat begituan
“enggak sih mak, tapi kan ada kolam dangkal, sekalian Rama mau belajar renang”

“ya udah Makan dulu yang kenyang Jadi nggak kelaparan Kalau berendam dengan perut kosong bisa kembung”
“jadi boleh ya mak Makasih ya mak”

Aku senang sekali, cepat cepat aku menghabiskan nasi yang sedang aku makan Emak senyum senyum melihatku Rasanya aku jadi semangat, tak sabar menunggu Irwan dating Aku belum pernah sekalipun pergi ke kolam renang, apalagi di hotel Pengen tahu seperti apa sih hotel itu Biasanya aku cuma melihatnya di tipi Selesai makan aku buru buru ke kamar, dengan membawa mangkuk berisi ikan dan nasi yang telah dicampur rata, untuk anak kucingkuuntung saja kucing ini tidak rewel, ia masih baring di dalam kotaknya yang nyaman

Aku tarik kotak dibawah kolong, kemudian menaruh mangkuk didepan anak kucing ini Tiba tiba hidungku menangkap bau yang kurang sedap dari bawah kolong, seperti agak asam bercampur busuk

Astaga! Pasti anak kucing ini berak dibawah kolong ranjang Waduh Bakalan repot nih, emak pasti nggak bakalan ngijinin aku miara anak kucing ini, karena biasanya anak kucing suka buang kotoran sembarangan Kenapa sampai nggak kepikiran olehku

Bergegas aku pergi ke dapur, mencari sendok semen untuk membuang kotoran kucing itu Jangan sampai emak tahu, bisa bisa ia menyuruh aku membuang anak kucing ini Aku merunduk ke bawah kolong sambil menutup hidung karena bau yang tak enak membuat perutku mual

Nah itu dia tepat disudut, teronggok kotorannya, aku sekop dengan hati hati agar tak kemana mana Aku mengintip keluar kamar, aman emak tak ada Pasti lagi sibuk di dapur Cepat cepat aku keluar, membuang kotoran kucing kedalam selokan

Baru saja aku berbalik mau masuk kedalam rumah, tiba tiba emak sudah berdiri di tengah pintu Buru buru aku sembunyikan sendok semen dibelakang punggungku
“sudah dibuang kotoran kucingnya Rama?” Aku tersentak kaget Darimana emak tahu
“mak tau darimana?” Tanyaku takut takut
“rumah kita ini kecil nak Kucing itu binatang bukan benda mati Sejak dari tadi pagi ia mencakar kaki emak Mungkin karena lapar Emak sempat heran darimana datangnya Habis emak kasih makan, ia masuk ke kamarmu Emak ikuti, ternyata ia masuk ke dalam kotak yang ada dibawah kolong tempat tidurmu” Jelas emak dengan ekspresi yang sulit aku tebak

Aku menunduk tak berani menatap wajah emak Dalam hati aku berdoa semoga emak tak marah dan tak menyuruhku membuang anak kucing itu
“dimana kamu dapatkan anak kucing itu Kenapa nggak kasih tau dan minta ijin emak kalau mau miara kucing?” Tak ada kemarahan dari nada suara emak
“Rama nabrak anak kucing itu kemarin mak Rama pikir anak kucing itu bakalan mati, makanya Rama bawa pulang Rama takut kena sial kalau ninggalin kucing yang Rama tabrak dijalan” Jelasku sambil menunduk tak berani menatap wajah emak
“kamu tau Rama, kalau mau miara binatang itu tidak boleh diumpetin gitu Mesti rajin kasih makan dan ngebersihin kotorannya Apa kamu sudah siap untuk itu?” Tanya emak masih dengan suara yang tenang tanpa ada kemarahan sedikitpun

Aku mulai lega pelan pelan aku menegakan kepala memandang emak Wajah emak tersenyum
“Rama akan merawatnya mak Rama pengen banget punya kucing itu Boleh ya mak Rama janji akan merawatnya sebaik mungkin Rama akan ajarkan biar ia tak buang kotoran sembarangan Boleh ya mak?”
Emak diam beberapa saat, seperti sedang memikirkan sesuatu.

“baiklah Tapi kamu tepati janjimu”
Betapa lega aku mendengarnya, langsung aku peluk emak dengan perasaan gembira
“makasih makpokoknya Rama janji pasti akan mengurus anak kucing itu dengan baikRama janji”
“ya sudah Sekarang kamu bersiap siaplah Katanya jam tiga mau ke kolam renang, ini sudah jam setengah tiga Nanti  teman kamu keburu datang!” Ujar emak sambil membelai rambutku dengan sayang
Aku lepaskan pelukanku kemudian berlari lari masuk kamar dengan hati senang Emak memang benar benar paling baik seluruh dunia Aku sayang sekali sama emak Aku masuk ke kamar, membuka lemari baju, menyiapkan celana renang dan handuk serta celana dalam cadangan Aku masukkan ke dalam tas kain Setelah semua beres, aku keluar kamar, anak kucingku sedang asik menikmati makanannya yang tadi aku berikan

Aku duduk diruang tamu menunggu Irwan menjemputku Sekitar sepuluh menit kemudian Irwan datang, cepat cepat aku berdiri ke depan pintu dia diantar oleh supirnya Irwan turun dari mobil, menghampiriku
“sudah siap Rama?” Tanya Irwan ketika sudah didekatku
“sudah Kita pergi sekarang?”
“oke Pamit dulu sana sama emakmu” Irwan mengingatkanku
Ya ampun aku hampir lupa pamit sama emak saking bersemangatnya mau ke kolam renang
“tunggu sebentar ya!”

Aku berlari masuk kedalam rumah mencari emak didapur, untuk berpamitan Emak sedang berada didapur, membungkus sesuatu dalam plastik
“mak Rama pergi dulu ya Udah dijemput ma temen”
“ini bawa kue Nanti kamu lapar habis mandi” Emak mengulurkan plastik tadi

+++++

“eh emak Buat apa sih Kan malu bawa bawa kue kayak mau piknik aja”
“ya nggak apa apa Nanti kalian lapar, temanmu juga pasti mau makan kue Kamu udah diajak sama dia, kamu harus bawa makanan biar bisa dimakan sama sama temanmu”

Emak memaksa, terpaksa aku ambil juga kantong plastik itu, kemudian aku masukkan ke dalam tas
Emak ada ada saja, masa sih ke kolam renang bawa bawa kue seperti ini, kayak cewek aja bawa bawa kue
“ini jajan untuk kamu Siapa tau haus pengen beli es” Emak memberi uang sepuluh ribu rupiah untukku
“makasih ya mak Rama pergi dulu Assalamualaikum”
“waalaikumsalam Hati hati di jalan ya nak Pulangnya jangan terlalu malam”

Emak mengingatkanku Kemudian mengantarkan aku pergi hingga ke depan pintu Irwan pamit sama emak Aku masuk ke dalam mobil, Irwan duduk di sampingku Mobil yang nyaman sekali, kursinya empuk dengan sandaran tinggi, sejuk ac langsung terasa Sopir menjalankan mobil membawa kami ke hotel menumbing, perasaanku benar benar tak dapat aku ungkapkan saking senangnya
“kamu udah makan Rama Itu aku ada bawa roti isi” Tawar Irwan
sambil mengambil bungkusan dari kursi belakang, mengeluarkan bermacam macam snack, roti dan kacang, beberapa minuman kaleng dingin juga ada Banyak sekali makanan yang dibawa Irwan Aku jadi teringat dengan kue yang ada di dalam tas ku, mana mungkin Irwan mau kalau yang ia bawa saja begini banyaknya Dan enak enak
“nanti aja aku masih kenyang” Tolakku dengan malu malu
“ya udah, nanti dikolam renang aja, pasti kita lapar habis renang, tadi mama yang beliin, untuk kita”
Jelas Irwan sambil meletakkan plastik berisi snack dan minuman di sampingnya

Aku melihat dari jendela mobil yang tertutup, suasana pasar yang ramai, banyak orang orang yang hilir mudik berjalan dari toko ke toko, baju baju berjejer di pajang, kebanyakan yang punya toko di pasar adalah orang orang keturunan Andai aku punya uang, pengen sekali belikan emak baju baru, baju yang berjejer di toko toko itu bagus bagus sekali .Sopir Irwan mengemudikan mobil dengan santai, menuju sebuah bangunan yang besar, ada beberapa tingkat Aku bisa membaca dengan jelas tulisan besar “menumbing hotel”
rupanya ini hotel yang diceritakan Irwan Besar sekali, aku kagum melihatnya [kalau sekarang hotel ini aku lihat biasa biasa saja Justeru mirip penginapan Maklum jaman itu tak terlalu banyak gedung yang besar. Tak aku sangka sama sekali kalau aku bisa masuk ke dalam hotel ini

Setelah sopir memarkir mobil, Irwan mengajakku turun, aku membawa kantung plastik berisi makanan tadi, kemudian aku mengikuti Irwan berjalan menuju pintu samping hotel Sebuah kolam renang yang menurutku sangat bagus dan besar, langsung terlihat Airnya jernih, hingga dasar dan pinggirnya yang terbuat dari keramik warna putih, terlihat dengan jelas Irwan membeli dua buah tiket untuk kami berdua

Setelah petugas mengijinkan kami masuk, Irwan menarik tanganku untuk mengikutinya masuk ke dalam
Aku melihat sekeliling, ada beberapa orang yang sedang mandi, sebagian duduk duduk di pinggir kolam, ada yang duduk di kursi Aku melihat sedikit udik, lantai keramik warna merah yang membentang dari pintu masuk hingga ke kolam ini terasa dingin, rasanya aku tak sabar lagi ingin turun ke kolam itu
Irwan mengajakku ke kamar ganti, ia mengambil bungkusan yang ada di tanganku, kemudian menaruhnya di sebuah kursi batu
Aku mengikuti Irwan, karena aku tak tahu dimana tempat ganti baju Sebuah ruangan sebesar kamarku, aku masuk bersama Irwan, kemudian menutup pintu Irwan membuka baju dan celana panjangnya
Kemudian memakai celana hawai Aku juga mengganti celana panjang dengan hawai Aku tak memakai baju atas, jadi cuma telanjang dada, sama dengan Irwan
Kami keluar dari kamar ganti sambil membawa tas berisi baju, kemudian menaruh di kursi batu tempat kami menaruh snack dan minuman kami
“ayo turun sekarang” Ajak Irwan tak sabar lagi
“kolam yang dangkal katamu tadi yang mana er”
“itu yang sebelah pinggir, kalau makin ke kiri makin dalam loh Nanti aku ajari kamu renang”
“tapi yang sabar ya, soalnya aku benar benar nggak tau berenang”
“tenang aja teman, di jamin ntar kalo udah aku ajarin pasti bisa Nggak susah kok” Irwan menyentuh air kolam dengan ujung jempol kakinya
“ayo turun Nggak apa apa, airnya hangat kok” Kata Irwan sambil terjun ke dalam kolam

Aku turun pelan pelan di sisi yang dangkal, memang benar kata Irwan, airnya hangat Aku jongkok hingga airnya menjadi sebatas leherku Irwan berenang dari ujung kolam kemudian berbalik lagi menghampiriku
“kamu musti belajar ngapung dulu, coba buat tubuh kamu melayang di air, gerak gerakan kakimu seperti ini”

Irwan memberi contoh padaku, aku mengikuti gerakan Irwan Agak susah juga, berkali kali badanku jadi miring, dan tak seimbang, kelihatannya Irwan begitu gampang sekali melakukannya Aku mencoba terus, lama lama terasa agak seimbang

“bagus, terus gerak gerakan kaki, sampai kamu bisa mengapung terussekarang kamu pegang besi yang ada disisi kolam ini” aku mengikuti intruksi Irwan, memegang besi sambil menggerak gerakan kakiku agar tubuhku mengambang diatas air Rasanya aku sudah mulai bisa mengambang dengan enak
“begini kan er, hehehe, rasanya lucu, kayak katak aja” Aku tertawa dengan semangat sambil terus menggerak gerakan kaki didalam air
“iya Kita meniru gerakkan katak kalau berenang, kalau sudah seimbang coba kamu lepaskan tangan dari pegangan

++++++


selama satu jam lebih aku belajar renang, Irwan tak bosan bosan mengajariku, hingga aku mulai bisa, aku memberanikan diri berenang ke kolam yang lebih dalam Aku berhasil mencapai tepi kolam Irwan tertawa tawa senang
“naik dulu yuk!” Ajak Irwan sambil keluar dari kolam Kemudian duduk diatas kursi batu tempat kami tadi meletakkan baju dan snack Aku ikut naik menyusul Irwan
“nih minuman, kamu mau yang soda atau wallet?” Irwan menyodorkan dua kaleng minuman
Aku mengambil yang rasa sarang wallet
“makasih Ir “

Aku membuka kaleng dan meneguk isinya sampai tinggal setengahnya saja
Kemudian aku taruh kaleng diatas kursi
“kita harus sering sering kesini, jadi kamu bisa berenang lebih lancar” Saran Irwan sambil minum lewat sedotan
“iya sih Kalau aku ada waktu luang pengen banget kesini lagi”
“pokoknya tenang aja, kalau aku kesini pasti aku ajak deh”
“janji ya Ir Aku pengen banget bisa berenang lebih lincah Siapa tau di smu nanti ada eskul renang” Ujarku dengan antusias, Irwan mengangguk angguk
“yuk mandi lagi Tadi kamu udah lumayan kok”
“kemon!” Balasku sambil berlari menuju kolam, lalu terjun hingga menimbulkan suara berdebur
Irwan menyusulku mengambil ancang ancang, kemudian melompat ke dalam kolam

Saat aku sedang berenang, tiba tiba aku melihat ada yadi, teman satu kelas dengan aku dan Irwan Dia bersama teman temannya dari kelas lain Saat melihat aku dan Irwan, yadi melambaikan tangannya
Aku balas melambaikan tangan Yadi memberi kode yang artinya ia mau ganti dengan baju renang
Aku mengangguk

Setelah selesai ganti baju, yadi dan teman temannya ikut turun ke dalam kolam bergabung dengan kami
Yadi mengajak lomba siapa paling cepat berenang ke ujung kolam Aku tentu aja nggak ikut, kan baru aja tau berenang, mana mungkinlah bisa menang melawan mereka Jadi aku cuma menonton saja sambil bersorak memberi semangat pada Irwan Mungkin karena sudah sering berenang, Irwan sangat gesit sekali, ia berenang dengan lincah, hingga tanpa susah payah bisa mengalahkan yadi dan teman teman yang lain

Aku melonjak senang waktu Irwan berhasil mengalahkan yadi Kami tertawa tawa, bahkan yadi menghampiriku kemudian refleks memelukku Teman teman yang lain tertawa terbahak bahak Aku sedikit malu dengan teman teman, yang menganggap ini sesuatu yang lucu, tapi Irwan sepert agak berubah ekspresi wajahnya saat melihat yadi memelukku Ia berhenti tertawa

Irwan langsung naik keatas, lalu kembali ke kursi, mengambil snack, duduk sambil pura pura sibuk melihat orang orang yang hilir mudik Aku jadi nggak enak hati, apakah Irwan kurang suka aku terlalu akrab dengan yadi dan teman teman yang lain Kenapa ia tiba tiba menyendiri seperti itu Aku naik keatas kolam, lalu menghampiri Irwan
“eh Kok nggak mandi lagi?” Tanyaku sambil mengambil tempat duduk disampingnya
“mandi aja, aku udah selesai!” Jawab Irwan tanpa melihatku, ia sibuk dengan snack yang ada ditangannya
“kok cepet banget sih Turun lagi yuk Ajari aku renang lagi”
“aku capek, kan ada yadi Minta ajar sama dia aja”
“aku kan nggak akrab sama yadi Nggak enak lah Aku malu kalau musti minta tolong sama dia”
“sepertinya nggak kok Yadi pasti mau ngajarin kamu Buktinya tadi ia langsung meluk kamu Padahal kan aku yang memang Tapi kamu malah mendukung dia”

Oh jadi itu masalahnya, Irwan kesal karena aku tidak memeluk dia
Aku berdiri kemudian memeluk Irwan erat erat Irwan meronta ronta mencoba melepaskan pelukanku, ia agak jengah juga aku peluk seperti ini dimuka umum
“apa apaan sih Rama Lepasin dong Malu tau Ntar dikirain orang orang kita ini pacaran”
“biarin, yang penting aku mau meluk kamu, nggak peduli orang mau ngomong apa”
“Rama, jangan gila Ayo lepasin Nanti kita digosip sama teman teman loh”

Irwan masih berusaha lepas dari pelukanku Akhirnya karena mendengar yadi dan teman teman dari dalam kolam tertawa melihat kami, aku lepaskan juga pelukan dari Irwan Lalu aku duduk disampingnya
Irwan sudah senyum, ia menampar bahuku dengan pelan
“tuh kan teman teman pada ketawa Kamu sih gila, peluk peluk gak karuan Kalau kita digosipin pacaran, aku nggak tanggung ya” Ujar Irwan tanpa nada marah sedikitpun Malah terdengar riang
“kamu sih Tadi itu yang meluk aku kan yadi, aku itu justru mendukung kamu tadi, ampe serak teriak teriak Mana aku tau kalau yadi langsung meluk aku”
“ya udah Mandi lagi yuk”

Irwan berdiri kemudian langsung berlari ke kolam Aku ikut berlari menyusulnya Bersamaan kami terjun ke dalam kolam

Irwan kembali mengajari aku berenang, malah lebih semangat dari yang pertama tadi Yadi dan teman temannya naik keatas, kemudian duduk di tepi kolam melihat aku yang sedang berenang, lumayan juga aku sekarang bisa berenang walaupun belum bisa berenang cepat, nafasku masih tersengal sengal kalau berenang terlalu jauh Pasti rasanya kepingin berhenti di tengah tengah kolam

Hingga jam lima kami berenang dan bercanda dikolam Setelah itu kami pulang Sopir Irwan menunggu di depan kursi hotel sambil mengobrol dengan satpam Aku diantar pulang sampai di depan rumah

“sampai ketemu besok di kelas ya Rama” Teriak Irwan sambil melambaikan tangan dari jendela mobil
“oke sampai besok Makasih banyak ya” Aku balas berteriak dari depan pintu sambil memandang mobil Irwan yang berlalu dari pekarangan rumahku..

------------------------------------------------Bersambung ----------------------------------------------------------------------

0 komentar:

Posting Komentar