Cinta Tulus
pagi ini aku sekeluarga pindah rumah ke bandung. semua ini karena papi yg pindah tugas. males banget kalo harus pindah rumah lagi. apalagi bakal sekolah di tempat baru. padahal aku udah punya 5 sahabat di malang. ini kepindahan keluargaku yg ke-4 dan ini yg terakhir. syukurlahhh.
namaku aldo. aku masih SMA kelas 2. di hari pertama menghuni rumah baru, seneng tapi ada yg kurang. ternyata setelah beberapa hari, aku ngerasa sepi. walaupun banyak orang di rumah. 3 hari berlalu, ayah mengajak ku sebuah SMA terkenal dan terbaik. aku mendaftarkan diri disana. setelah daftar di ruang kepala sekolah, pak kepala sekolah mengajak kami untuk melihat-lihat dalam sekolah. menurutku sekolah ini benar2 bagus dan fasilitasnya pun terjamin.
mungkin udah 10+ menit kami berputar-putar. sampailah kami di lapangan basket. gak tau kenapa, tiba2 mataku tertuju kpd seseorang. seorang cowok ganteng, kulitnya coklat, berkeringat, dan badannya yg atletis. aku lihat lebih teliti ternyata dia pemain basket. mungkin aku kelamaan lihat dia, dia juga lihat ke arahku. aku jadi salting gak karuan. sampai2 aku kepleset hampir jatuh. kalo aku lihat sekilas dia senyum kpd ku. mukaku panas langsung memerah.
hari pertama masuk sekolah. aku anaknya gak gampang bergaul jadi kemana-mana sendiri. ke kantin, ke koperasi, ke mana aja selalu sendiri. waktunya istirahat. aku udah laper banget. di kantin aku beli bakso aja. di tengah2 pas aku lagi makan, DEG!. cowok yg kemarin duduk di sebelahku. aku kesedak sampai dia ngasih minum buatku. 'malu2in aja sih kamu ini do' batinku. "hai kenalin aku rendi" kata cowok itu yg namanya rendi sambil ngajak jabat tangan. rasanya badai angin topan melanda tubuhku. "al aldo" jawabku gugup. "kelas 2 ya? aku kelas 3". ternyata dia kakak kelasku. "lanjutin gih makannya". "iya kak". pas udh selesai makan, rendi malah senyum ke aku. aku jadi bingung kenapa. rendi ngusap bibirku yg ada bekas saus tomatnya, pake jari dia lagi. aku jadi salting lagi deh. mukaku merah panaaaas!. "oh! terimakasih" kataku sambil nundukin kepala agar lebih sopan. "gak apa2 maaf kalo aku gak sopan ngusap bibir kamu gak bilang dulu" kata rendi. "gak apa2 kok" balesku.
bel masuk berbunyi. kami harus terpisah. selama di kelas, aku jadi gak konsentrasi. mikirin rendi mulu. apa aku cinta pada pandangan pertama ya?. 'ah gak mungkin!'.
bel pulang berbunyi. ternyata rendi udah nunggu di depan kelasku. "do pulang bareng yuk!" ajak rendi. "ta tapi..." kataku belom selesai. 'kasian juga dia kan udah nunggu'. "ya udah boleh tapi gak ngerepotin kan?". "gak lah do soalnya aku juga pingin tau rumah kamu. selama di mobil kita ngobrol terus. ternyata rendi orangnya ramah, lucu, baik, sopan. sekarang aku udah gak malu2 lagi sama dia.
"kak makasih ya udah dianterin. kalo mau main kesini boleh kok" kataku. "oke deh". "hati2 ya kak!".
semalaman aku gak bisa tidur cuma gara2 rendi. (pippip) hpku bunyi ada sms. nomer yg gak ada namanya.
'malem' sms orang itu.
'malem juga. siapa ini?' balesku.
'aku rendi do'
'kak rendi? maaf gak tau'
'iya gapapa. kok belom tidur?'
'iya belom, gak bisa tidur'
tiba2 rendi nelfon aku. dan... dia nyanyiin satu lagu romantis buat aku. ampun tuhan! suaranya bagus banget. nyanyian itu buat aku nyaman akhirnya aku bisa tidur.
udah 1 bulan aku temenan akrab sama dia. bahkan dia sering curhat, main ke rumah, tidur bareng tapi gak sampe ngesex. kalo kami lagi di sekolah duduk berdua di bawah pohon, banyak murid yg bilang kita ini pacar serasi. itu yg buat hatiku seneng walaupun kenyataannya kita gak pacaran. karena dulu rendi pernah bilang kalo dia seneng punya 'adik' kayak aku. katanya dia sayang banget sama aku tapi hanya sebatas 'adik'. gak apa2 yg penting dia sayang.
suatu hari aku diajak rendi makan malam di restoran. aku kira hanya aku sama rendi. ternyata di sela kita lagi ngobrol dateng cewek. "do kenalin ini pacarku" kata rendi dengan wajah sumringah. DEG! 'gak mungkin! gak mungkin!!'. hatiku waktu itu udah nangis dan jerit. mataku sedikit berkaca-kaca. cewek itu ngajak salaman. "jessi" kata cewek itu. "aldo" balesku. suaraku turun, kepalaku hanya tertunduk, air mataku masih terkumpul di bola mataku. mereka asik berangkulan, merasakan kehangatan. sedangkan aku kedinginan seperti dikubur di kutub utara. mereka berbicara seenak mereka. mereka lupa denganku, terutama rendi yg dari tadi mengelus pipi dan rambut pacarnya itu. aku seperti obat nyamuk bagi mereka!
makanan udah datang. aku yg tadi lapar ingin cepat2 makan, sekarang rasa lapar itu hilang. aku hanya memutar-mutar sendok dan memainkan nasi sesuka hati. "do ayo dimakan kok dimainin?" kata rendi yg sedikit menghilangkan lamunanku. aku gak menjawab apapun pertanyaan rendi. rendi heran ada apa denganku.
kami udh di depan rumah jessi. kami nganterin dia pulang. yg lebih buat aku sedih pas jessi cium pipi rendi sebaliknya rendi. rasanya ingin aku cakar muka jessi. "do sini duduk depan" suruh rendi. aku tetep gak mau jawab. karena air mataku udh mengalir. sampai di rumah, rendi ingin tidur di rumahku. "do aku boleh kan tidur di rumah mu?" tanya rendi. "terserah" jawabku singkat dan aku langsung tinggal rendi ke kamar.
aku ganti baju dan segera aku naik ke ranjang. suara langkah kaki rendi masuk ke kamarku. aku kaget karena rendi tiba2 merangkulku dari belakang. jadi posisi kami tiduran menghadap kanan dan rendi ada di belakangku.
"hei kamu kenapa sih? cerita dong"
"gak apa2"
"coba sini aku lihat kalo gak apa2"
wajahku sekarang menghadap rendi.
"lho kamu nangis!? kenapa? pasti ada apa2!"
"kakak kenapa tadi ada cewek itu!?"
"oh jessi aku kan ingin kenalin ke kamu kalo ... "
aku potong omongannya.
"kalo dia pacar kamu!? katanya kita makan cuma berdua!?" aku sambil menangis.
suasana hening sementara. rendi mengusap air mataku. aku masih terisak-isak.
"jadi kamu cemburu nih?" tanyanya sedikit ngelucu. aku jadi salting dan aku membalikkan badanku sehingga punggungku yg menghadapnya. tiba2 pelukan hangat datang dari belakangku. aku merasa nyaman dengan pelukan itu. dan pipi rendi yg bersentuhan dengan pipiku. ciuman hangat dari bibir rendi mendarat di pipiku. lalu merambat ke bibirku. "aku tau kalo kamu dari dulu suka sama aku. perempuan itu hanya teman biasa bukan pacar. aku hanya ngetes kamu. dan ternyata bener kalo kamu suka sama aku. iya kan?" kata rendi halus.
"jadi tadi cuma bohongan?"
"iya, maaf ya"
"kak, aku sayang sama kakak. tapi bukan sebagai adik dan kakak. aku cinta sama kakak dari dulu. aku takut ngomong ini ke kakak, soalnya aku kira dulu kakak suka cewek. deket sama kakak tiap hari aja udah buat aku nyaman"
"aku juga gay seperti kamu. maaf kalo aku gak bilang lebih dulu. aku ngerti perasaan kamu dan kamu pasti tau kan perasaanku?"
"maksudnya?" aku bingung.
"aldo, kamu mau jadi pacarku?" minta rendi tegas.
rasanya aku dihantam tsunami. tak usah berbelit-belit lagi, langsung aku jawab "iya aku mau". kami pun berciuman dan tidur seperti suami istri. aku gunakan bahu rendi sebagai bantal. dan cinta kami masih awet sampe sekarang. tamat
0 komentar:
Posting Komentar