SEPUPUKU YANG COOL TERNYATA MESUM
SEPUPUKU YANG COOL TERNYATA MESUM (ONESHOOT)
By Yanz (Daniel Yanuar)
Rate: Mature for sex content. Maaf siang2 malah ngetik yang mesum2
*mupeng*
“Hoaaammmh…” gue menguap lebar sambil merenggangkan
otot-otot gue. Gue tatap jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, wah… gue telat
nih!
Gue berlari keluar kamar dan nemu sepupu gue yang lagi
baring asoy di depan TV, “Woy… loe liat bonyok gue gak?” Tanya gue sambil
garuk-garuk selangkangan gue.
“Udah berangkat kerja,” jawabnya ketus.
“Waduuh… padahal hari minggu. Eh mereka nitip uang kaga?”
Tanya gue lagi sambil deketin tuh sepupu gue yang pendiam pake banget.
“Gak…” jawabnya malas.
“Ebuset… gimana gue mau weekend kalau begini! Masa iya
bonyok gue gak nitip uang sama sekali sama loe bro?”
“Gue bilang enggak juga.”
Gue manyun, menatap kesal sepupu gue yang sebenarnya ganteng
ini, namanya Irwan. Kulitnya sawo matang namun bersih, alis tebal, tatapan
tajam yaaah… pokoknya banyak hal yang bikin cowok umur 20 tahun ini terlihat
begitu cool. Sedangkan gue sendiri Andi, 18 tahun. Kata orang sih gue masuk
golongan cowok cute karena gue keturunan cina, kulit gue kekuningan, gue punya
poni hehehe… Tapi jangan salah, gue punya body yang waw! Secara gue kapten
sepak bola, dan hampir menguasai segala bidang olah raga jadi badan gue rada
berotot walau sedang, gak nyembul kaya para bina ragawan biasanya. Serem juga
gue kalau punya badan segede itu.
Gue mulai muter-muter otak, kemudian gue dapat ide! Gue
pasang wajah memelas, “Abang~ ngutang dulu ye? Perlu banget nih duit hari ini,”
bujuk gue sambil gelayutan di tangannya.
“Ogah…” jawabnya
singkat.
Gue mendenguh kesal atas perlakuan Irwan, dia kan sudah
kerja dan numpang di rumah gue pula. Harusnya dia kasih gue kemudahan, “Kata
nyokap loe, loe gak boleh kemana-mana. Gue dapet tugas jaga loe seharian,”
lanjutnya dengan tatapan masih fokus ke TV tanpa noleh ke gue.
“Loe pikir gue bayi apa pake dijagain segala,” kata gue
kesal kemudian pergi ninggalin dia.
Gue masuk ke kamar mandi, kemudian mendengus kesal. Kayanya
hari sial gue nih, padahal sekarang anak-anak pasti sudah enak-enakan ngumpul
dan jalan bareng. Lah gue udah telat pake acara gak ada duit pula.
Nasib-nasib…. Gue buka semua pakaian gue dan hanya meninggalkan CD gue. Gue hidupin
shower dan mengguyur tubuh sexy gue wehehehe.
Gue tatap tubuh indah gue dan mengagumi akan kesempurnaan
yang tuhan titipkan sama gue, cukup beruntung sih jadi gue kalau difikir-fikir,
jadinya bĂȘte gue hilang setelah mensyukuri apa yang gue punya hehe.
Gue gosok seluruh badan gue dari wajah sampai kaki dengan
sabun, tak lupa burung kesayangan gue digosok-gosok eh malah kelanjutan jadi
dipijit-pijit dan uh uh wkwkwk..
Kemudian gue ambil shampoo dan menggosok rambut gue sampai
berbusa, namun tiba-tiba air mati. Waduh bagaimana ini? Mana di penampungan air
kosong melompong!
Akhirnya gue memutuskan teriak-teriak, berharap Irwan dengar
dan mau bantu gue. Tapi nihil, jelas saja karena jarak antara kamar mandi dan
ruang TV cukup jauh. Akhirnya gue keluar dengan apa adanya yaitu CD yang
menutupi senjata gue walau tercetak jelas karena CD gue lagi basah, rambut gue
juga masih berbusa dan teriak-teriak depan Irwan, “Woi… bisa benerin keran gak?
Airnya gak jalan. Mana mandi gue gak kelar,”
Dia menoleh ke arah gue dengan malas namun kemudian shock
melihat keadaan gue, matanya yang sipit jadi besar terbelalak, mulut sedikit
terbuka. Gue yang kesal karena gak diladenin malah mendekat dan jongkok depan
dia kemudian mengayuhkan tangan, “Woi… loe ngelamun ya? Gue ajak ngomong juga.”
“Loe kenapa kaya gini?”
“Gaaahhh! Gue bilang kan tadi gue lagi mandi abang tapi
airnya mati!” teriak gue frustasi.
“Emmm… Emang mati kali airnya.”
“Isshhh…. Gue juga tau kali. Gimana dong?” Tanya gue
cemberut.
“Pasrah aja deh…”
“Loe tuh ya, cueeeek banget sama gue.”
Namun dia menatap gue dengan pandangan yang gak biasa
setelah mendengar keluhan gue. Tangannya bergerak meraih selimut batik yang ada
di parutnya kemudian mengeringkan kepala gue yang basah dan berbusa dengan kain
itu, “Siapa yang bilang gue cuek? Kadang sebuah perhatian gak bisa diucapkan
dengan kata-kata.”
Wajahnya begitu dekat sama gue saat itu, yang bikin dada gue
dag dig dug gak keruan. Tatapannya juga hangat gak seperti biasa, gue jadi
gugup tapi bikin gue nyaman dan menerima perlakuannya.
“Oh… Hmmm…” gumam gue pelan sambil mengigit bibir bawah gue.
“Andi, sebenarnya gue suka sama loe. Karena perasaan gue
yang mengganggu selama ini, makanya gue ngehindarin loe.”
Mendengar pernyataan itu sontak bikin gue terkejut, jantung
gue rasanya semakin terpacu. Sedikit pun gak pernah tersirat dalam benak gue
akan ditembak cowok. Gue bukanlah homo phobic ataupun pecinta homo karena sama
sekali gak pernah gue ngurusin hal beginian sebelumnya makanya gue benar-benar
shock kalau harus menghadapi kondisi gue sekarang, gue diam dan dia kembali
bersuara, “Loe gak harus jawab sekarang. Gue udah berani bilang juga cukup.”
Gue masih diam, dia natap wajah gue semakin lekat yang bikin
gue menunduk malu kalau harus bertemu tatapan dengannya. Tangannya terus
bergerak mengusap rambut dan badan gue hingga basah berpindah ke kain itu dan
menghilangkan busa shampoo di rambut gue. Melihat respon gue yang terkesan
pasrah dan tidak menolak, Irwan memberanikan diri mendekatkan wajah dan
mengecup singkat bibir gue, “A-aah… itu…” gue sedikit gugup, sengatan yang
diberikan pada dada gue membuat gue cukup nyaman.
Dia masih menatap. Kemudian menarik tengkuk gue dan membuat
kami tenggelam dalam ciuman hangat, “Emmmhh… Eummmhh…” bibirnya bergerak lincah
melumat bibir gue sedangkan tangannya bergerayangan di dada gue.
Ditariknya badan gue sehingga gue terjatuh ke lantai
kemudian dia menindih badan gue, “Emm… loe mau apa?” Tanya gue sok bego sambil
mengigit bibir bawah gue.
“Loe terlalu menggoda dan gue gak tahan lagi dengan godaan
ini,” katanya dengan tersenyum. Senyuman yang bikin gue salah tingkah.
“Hei… jangan main-main…” tolak gue yang berusaha mendorong
dadanya.
“Gak… loe sudah dalam posisi yang terjepit dan loe gak boleh
nolak,” katanya yang kemudian langsung melahap leher gue.
“Aaaaakkhhh…. Ooohhh… geli Wan… Euummmhh…” desah gue karena
gak tahan akan sesasi bibir dan lidahnya yang basah menari-nari di leher gue.
Gue berusaha dorong tapi gak mampu, yang ada malah kedua tangan gue dikunci di
atas kepala gue oleh tangannya.
Dia begitu bernafsu melahap badan gue. Lama-kelamaan gue
malah keenakan dengan permainannya sampai penis gue bangkit ketika lidahnya
bermain di dada gue dan tangannya menggerayangi perut gue. Hembusan nafasnya
begitu terasa, nafas yang berlari-lari sambil menikmati tiap inci lekukan indah
badan gue.
“Kau menyukainya hmm?” katanya yang menciumi wajah gue
sedangkan tangannya mengocok penis gue yang masih terbungkus CD.
“Aaaakkhh… Eehhmmm… Ya… Aaahh… enak, Wan. Tapi rasanya aneh
jika dilakukan sesama cowok.”
“Tenang saja. Gue akan bikin loe rileks dan merasa nyaman,”
bisiknya di kuping gue sambil menjilat kuping gue sehingga terasa basah dan
geli. Geli yang membuat penis gue berdenyut.
“Aaaaaakkhhh… Geli… eummmhh… Wan, lepasin tangan gue. Penis
gue udah gak tahan minta disentuh~”
“Benarkah? Euuummhhh…” bibirnya mengecup bibir gue, kemudian
turun ke leher gue, dada gue, perut gue dan terakhir wajahnya berhenti di
selangkangan gue. Tercetak cukup jelas penis gue yang tegang di balik CD gue.
Irwan tersenyum jahil kemudian menarik CD gue sehingga gue gak ditutupi sehelai
benang pun. Dia pun menyusul dengan membuka baju kaos oblong dan boxernya
sehingga kami sama-sama telanjang bulat.
Dibukanya selangkangan gue cukup lebar dan mengecup lembut
paha gue, betis gue dan gue terkikik geli saat lidahnya bermain di telapak kaki
gue. Kemudian lidahnya kembali naik ke paha gue yang mulus dan putih kemudian
mengecup ujung penis gue yang bikin gue semakin merinding. Lidahnya bergerak
dari ujung penis hingga pangkalnya yang bikin gue mendesah geli, “Aaaaahhh….
Eeeemmmhhh… Aaaahhh… Terus…” pinta gue sambil meremas rambutnya.
Dia mulai memasukkan penis gue ke mulutnya, dilahapnya dan
dihisapnya kencang. Gue hanya bisa melenguh nikmat karena dia begitu pandai
menghisap sehingga membuat gue takluk dan mau dia bertindak lebih. Kepalanya
naik turun beriringan dengan suara hisapan yang dibunyikannya membuat gue
semakin nikmat.
“Ooohhhh… Aaaakkkhhh…. Eeeummhhh… Aaaakkhh!” gue menggerang
saat dia mengigit penis gue gemas dan menghisap semakin liar, sedangkan
tangannya meremas-remas penis gue.
“Euummmhh… Uuummhh… Tenang sayang, ini akan jadi seru,
eummmhhh… Ssssrrpphh…” dia menghisap penis gue kuat. Setelah dia melepaskan
hisapannya, dia menghisap gemas paha putih gue sedangkan tangannya mengocok
penis gue dengan cepat.
“Aaaakkh! Gue mau keluarr, eeekkkhhh…” desah gue dan penis
gue berdenyut keras.
Namun gue begitu kecewa dia malah menghentikan aktivitasnya,
wajahnya malah naik dan menciumi wajah gue, “Gue masukin loe ya?”
“Ta-tapi… Gue belum keluar!” ucap gue kesal.
“Setelah gue puas, gue janji akan puasin loe,” katanya
dengan cengiran mencurigakan.
Ini salah satu trik, menurut gue. Saat gue horny berat dia
memanfaatkan keadaan ini supaya gue rela dimasukin. Tapi apa boleh buat,
permainannya begitu nikmat dan gue mau lebih!
Gue mengangguk pelan. Kemudian dia membasahi jari-jarinya
dengan saliva dan memasukkan satu jarinya di lubang gue, “Aaakkhh… Rasanya
aneh,” protes gue.
“Nanti akan terasa nikmat.”
“Cepet selesaikan!” pinta gue sambil menghisap-hisap
lehernya. Dia tersenyum tipis kemudian memasukkan dua jarinya dan mengocok
jarinya di lubang gue. Gue merasa sedikit perih dan memeluk erat bahunya.
Jarinya masuk semakin dalam, dan maju mundur di lubang gue, gue peluk badannya
dengan kaki gue.
“Cukup…” katanya pelan. Gue dapat merasakan penisnya yang
cukup besar sedang dia gesekkan di pangkal lubang gue. Sedikit seram, gue
menolak. Dia menatap kecewa namun dia kembali mengocok penis gue dan bikin gue kembali
takluk dan pasrah. Disaat gairah memuncak dia langsung memasukkan semua
penisnya yang besar ke dalam lubang gue yang bikin gue menggerang keras,
“Aaaakkkhhh… Sakit!! Aaakkhh lepasin!” pinta gue sambil meronta-ronta. Namun
dia kembali mengocok penis gue dan mengecup leher gue. Rasa nikmat itu bisa
menutupi nyeri di lubang gue.
Dia mulai menarik pinggulnya dan kembali menusuk gue, untuk
permulaan dia hanya menggerakkan pinggulnya secara lembut tapi gak bisa
dipungkiri rasa nyeri itu begitu sakit seperti terkoyak-koyak. Tangannya
mengelus penis gue perlahan, gue begitu bernafsu, gue mau lebih, tubuh gue
merinding dan meminta lebih. Dia menggerakkan penisnya samakin cepat, gue tatap
wajah tampannya yang sedang terpejam menikmati enjotannya, keringat menetes di
dahinya dan setelah matanya terbuka dia menatap wajah gue yang sangat memerah
kemudian mengecup bibir gue lembut.
Bibirnya turun ke dada gue dan menghisap-hisap nipple gue
penuh nafsu. Tangannya mulai licin karena perlahan penis gue berair karena kocokannya
yang pelan. Pinggulnya semakin memompa bringas dan membuat gue bisa menikmati
tusukannya, begitu nikmat hingga pada akhirnya kami keluar bersamaan…
Croott… Croott… Croott… “AAARRRGGHHH…. AAAAHHHKKKHHH” Gerang
kami bersamaan.
Penisnya membasahi lubang gue dengan cairan hangat itu
sedangkan tangannya dibasahi sperma gue. Dia terkulai lemas dan membaringkan
tubuh di atas gue.
“Berat ah…” protes gue yang mendorongnya ke samping.
“Ahaha.. Loe hebat. Sempit banget. Pasti masih virgin ya
sebelumnya?”
Gue menggembungkan pipi dan membalikkan tubuh. Wajah gue
benar-benar panas rasanya. Kemudian dia peluk pinggang gue dari belakang dan
mengecup pundak gue, “Gak nyesel kan tinggal di rumah?”
“Ya… mungkin gue akan lebih betah di rumah sekarang.”
END
1 komentar:
Jual Obat Penirum Di Surabaya
Jual Obat Kuat Viagra USA 100mg Di Surabaya
Jual Testo Ultra Di Medan
Jual Tita Gel Di Medan
Jual Obat Pembesar Penis Di Medan
Jual Obat Anabolic Rx24 Di Medan
Jual Vakum Pembesar Penis Di Medan
Jual Obat Penirum Di Medan
Jual Obat Pill KLG Di Medan
Jual Pro Extender Di Medan
Posting Komentar