Hari
terus berlalu, namun Nicko masih tetap tak mau aku dekati. Aku semakin sedih
dan putus asa. Dan disaat ini Kevin terus mendekatiku. Dan sampai suatu hari ia
menyatakan perasaannya padaku, aku tak menyangka. Jujur hatiku sama sekali tak
mengharapkan ini semua. Namun karena aku kalut, aku terima cintanya, aku ingin
mengompori Nicko. Aku ingin lihat reaksinya. Meskipun aku tahu ini cara yang
salah, karena aku mempertaruhkan perasaan Kevin.
Hubunganku
dengan Kevin yang tidak dilandasi cinta sudah berjalan 1 minggu. Namun aku
yakin, seiring berjalannya waktu, cintaku akan tumbuh, meskipun cintaku pada
Nicko jelas-jelas masih ada, bahkan mungkin tak akan pernah terhapus. Suatu
malam, Kevin main kekostanku, dan aku mengajaknya main diteras saja. Aku ingin
memanasi Nicko. Karena ia juga sedang ada diteras. Lalu aku ingin membuat Nicko
semakin panas, aku pun mencium bibir Kevin didepan Nicko. Aku lihat reaksi
Nicko, ia terlihat sangat kecewa, ia pun cepat-cepat masuk kedalam kamar
kostnya. Setelah Nicko masuk kedalam kamar kostnya, aku lepaskan ciumanku,
karena aku sama sekali tidak menginginkan ini bersama Kevin.
“Kok berhenti sih?”
tanyanya heran dan kecewa
“Eh ngga kok, aku
tadi kehabisan nafas” jawabku asal
Semenjak
kejadian itu, Nicko pindah kostan, tidak disini lagi. Aku tak tahu ia pindah
kekostan mana, sepertinya ia pindah kekostan yang satu area dengan Arif. Dan
saat kuliah pun ia semakin terlihat murung. Aku jadi merasa bersalah. Namun aku
malas untuk meminta maaf lagi. Percuma saja tidak akan digubris.
Malam
ini aku akan diajak Kevin pergi kesuatu tempat, aku tak tahu mau kemana, ia
merahasiakannya, ini sebagai perayaan 1 bulan hubungan kita. Selama ini kami
belum pernah melakukan apa-apa, aku selalu menolak paling sebatas ciuman,
karena aku tak mau mengkhianati Nicko, aku masih berharap ia akan memaafkanku.
Aku
sudah siap dan sedang menunggu Kevin menjemputku. Lalu didepan kostanku
berhentilah sebuah mobil yaris berwarna putih susu. Keluarlah sang pengendara,
yaitu Kevin. Ia terlihat tampan, dengan kemeja casual yang ia pakai. Namun
perasaan itu hanyalah sebuah kekaguman semata. Ia tersenyum hangat kearahku,
aku balas senyumannya. Kami pun sudah berada dalam mobil. Lalu kami menuju suatu
tempat yang tak aku kenal. Tak terasa kami sudah sampai ditempat yang kami
tuju.
Aku
lihat sekeliling area parkiran ini, terlihat banyak perempuan muda seumuran
kami menggunakan pakaian minim dan juga banyak anak muda laki-laki seumuran
kami berkeliaran dengan nakal. Aku jadi curiga dengan tempat ini. Aku diajak
masuk kedalam oleh Kevin. Aku berjalan dengan ragu mengikuti Kevin yang terus
memegang tanganku. Begitu masuk kedalam ruangan ini, aroma asap rokok dan
alcohol masuk kehidungku, aku jadi mual. Aku tidak pernah merokok sekali pun,
apalagi minum alkohol. Belum lagi dentuman music keras yang membuat kepalaku
semakin pusing.
Kevin
mengajakku duduk dimeja yang terletak disudut. Aku mengikutinya. Kulihat seisi
ruangan, banyak sekali orang-orang berjoget penuh gairah dan nafsu. Ada yang
ciuman disana-sini. Aku bergidik melihatnya. Aku tak menyangka, orang sepintar
Kevin ternyata pergaulannya sangat-sangat parah. Aku menyesal telah masuk
tempat ini. Lalu Kevin memanggil pelayan dan memesan minuman. Aku tak tahu
minuman apa yang dipesan Kevin.
Tak
lama kemudian pelayan datang dan membawakan kami 2 cangkir gelas kecil dan 1
botol besar minuman. Aku tak tahu apa itu. Aku takut itu alcohol. Lalu Kevin
menuangkan minuman tersebut kecangkir kami. Ia menyuruhku meminumnya. Aku ragu,
aku menggeleng, aku tidak mau.
“Minum saja ngga
apa-apa kok” ujarnya santai
Aku
pun seperti kebo dicocok hidungnya menuruti saja permintaannya, padahal hatiku
menjerit dan menolak. Namun kalah oleh hipnotisan Kevin. Begitu aku minum,
rasanya pahit dan panas luar biasa, aku lalu menyemburkannya. Kevin malah
tertawa.
“Minuman apaan ini!!”
bentakku pada Kevin
“Sudah minum saja
sayang, ngga apa-apa kok” ujarnya sambil mencium bibirku
Aku
lepaskan ciumannya, aku malu. Aku tidak mau sama seperti orang-orang yang ada
disini. Yang ciuman didepan umum. Aku masih punya harga diri. Aku masih punya
masa depan.
“Udah minum lagi”
ujarnya
Lalu
aku kembali seperti kebo dicocok hidungnya dan kembali meneguknya. Sekarang aku
mulai terbiasa. Pandanganku mulai kabur. Kevin terus mencekokiku dengan
minuman-minuman biadab itu, padahal ia sendiri hanya meminum satu gelas. Hingga
akhirnya aku tak sadarkan diri.
Kevin
membopongku menuju mobilnya. Lalu sesampainya dikostan ku, ia membaringkan ku di
kasurnya. Kevin sudah tak tahan lagi melihatku. Ia melucuti pakaianku satu
persatu. Lalu ia pun melepaskan pakaiannya. Ia ciumi bibirku penuh gairah. aku
masih tertidur. Ia terus dikerjai Kevin.
Aku
bangun dalam keadaan telajang bulat dan Kevin sedang tertidur memelukku dan
bibirnya menempel dengan bibirku, ia juga dalam keadaan telanjang. Aku kaget.
Ini tadi pasti kerjaan Kevin. Aku pun marah segera aku dorong tubuh Kevin
hingga ia terjatuh dari tempat tidur. Ia terbangun dan sedikit marah. Namun tak
aku pedulikan, aku kenakan semua pakaianku lagi.
“Kamu ngapain
aku!!!!” bentakku
“Aku ngga
ngapa-ngapain kamu sayang, aku cuma ciumin kamu doang kok” ujarnya santai
“Terserahlah aku
benci sama kamu, kenapa kamu ajak aku mabuk!! Hah?!!!”
“Ga tau lah, aku
pusing, terserah sekarang kamu mau ngapain!!”
Ia malah membentakku.
Aku jadi kesal. Aku usir saja dia dari kamar kostnya, aku tak peduli ini sudah
tengah malam sekalipun. Aku terlanjur kesal padanya.
*****
Semenjak
kejadian malam itu, Kevin tidak pernah lagi datang kekostanku. Aku jadi merasa
bersalah padanya. Bagaimanapun ia adalah kekasihku. Aku jadi stress sendiri.
Aku kalut, belum selesai masalahku dengan Nicko, sekarang tambah lagi masalah
dengan Kevin. Aku pun kalut. Aku mencoba pergi ketempat waktu aku mabuk-mabukan
itu, aku beli minuman dan aku bawa kerumah, lalu aku teguk beberapa gelas
hingga aku mabuk. Aku seperti orang tak terusus.
Nicko
kembali memikirkanku. Nicko sangat sedih berpisah dengannya. Nicko ingin
menemuiku, ia ingin menjelaskan semuanya, sebelum semuanya terlambat. Ia juga
merasakan sesuatu yang tidak enak. Lalu Nicko mengajak Arif untuk menemaninya
kekostanku
Sesampainya
dikostanku. Nicko mengetuk-ngetuk pintu kamar kostanku, namun tak ada yang
menjawab. Ia pun mencoba membuka pintunya, dan berhasil tidak dikunci. Begitu
pintu terbuka, betapa kagetnya Nicko dan Arif melihat kondisiku. aku mengigau
tak jelas, rambutku acak-acakan, mataku sembab dan kamarku bau dengan alcohol.
Nicko langsung memeluk tubuhku. aku diam saja masih tak menyadari kehadiran Nicko.
aku berkata lemah
“Nicko kamu dimana?
Aku sayang kamu.. Dan Kevin, kamu begitu tega membawaku kedalam yang namanya
minuman, aku benci kamu. Aku tak pernah mencintaimu, aku hanya menggunakan kamu
agar memancing Nicko, apakah ia cemburu padaku” ratapku tak sadar
“Oh Tuhan. Guntur,
aku tak pernah membencimu” jerit Nicko
Arif terlihat geram
setelah mendengar ucapaku. Lalu ia meninggalkan Nicko dan aku. Lalu bergegas
mencari Kevin. Nicko mengerti maksud Arif.
Setelah
kesadaranku kembali normal. Aku langsung memeluk Nicko erat sambil menangis. Nicko
pun memelukku erat sekali.
“Nicko, maafin aku.
Aku sebenarnya mencintaimu. Aku jadian sama Kevin cuma buat manasin kamu doang”
kataku
“Harusnya aku yang
minta maaf, karena aku udah ngejauhin kamu, aku ngejauhin kamu karena aku kalah
taruhan sama Kevin”
“Taruhan apa?”
tanyaku heran
“Dulu sebelum UN, Kevin
bilang ke aku, kalo dia juga suka kamu, dan dia ngajakin taruhan, siapa yang
nilai UN nya lebih besar, dia yang boleh deketin kamu selamanya, dan siapa yang
kalah dia harus ngejauhin kamu” ujarnya lesu
“Apa?? Licik sekali
ternyata dia. Aku ngga bakal maafin dia!”
“Sudahlah, yang
penting sekarang kamu sudah bersama-samaku lagi”
“Iya, tapi darahku
sudah teraliri minuman keras, apakah kamu masih mau jadi sama aku?” tanyaku
lesu
“Ngga apa-apa kok Gun,
aku ngga masalah, asal kamu janji ngga bakal minuman keras lagi” ucapnya tulus
Aku mengangguk. Lalu
kami berdua pun berpelukan dengan haru.
*****
Kevin
digeret oleh Arif kekostanku. Ia menggeret Kevin dengan kasar. Aku yang tadinya
sudah tenang dengan Nicko, menjadi emosi melihat muka Kevin.
“Hei anj*ng! Lo licik
banget!” makiku seraya menonjok mukanya
Kevin
diam saja, ia meringis. Nicko berusaha menenangkanku. Sedangkan Arif membiarkan
saja tindakanku, ia juga menatap bengis Kevin. Aku terus memaki-makinya seraya
pukulan dan tendanganku terus menghujaninya. Ia tetap diam tak bergeming.
Akhirnya karena aku tak tega melihatnya, aku pun berhenti.
“Sudah
puas?” tanya Kevin
Aku diam tak
menjawab.
“Aku mencintaimu Guntur,
maafkan aku kalo aku udah membawamu kedalam jurang. Aku putus asa, karena
selama kita pacaran kamu ga pernah mau bermesraan ama aku” ucapnya lemah
Aku
jadi tak tega dengannya. Bagaimana pun juga aku telah memainkan perasaannya
untuk kepentingan pribadiku. Aku harus minta maaf.
“Maaf Vin, aku emang
salah, aku nerima kamu soalnya aku lagi kalut, aku kehilangan Nicko, lalu kamu
datang menghiburku, jadi aku terima, aku juga bermaksud manas-manasin Nicko
dengan aku terima kamu, aku sebenernya ngga ada rasa lagi sama kamu semenjak
aku menyadari bahwa Nicko lah orang yang paling aku sayang dari dulu. Aku minta
maaf sekali lagi. Aku harap kita berempat bisa tetap sahabatan. Aku udah nerima
Nicko lebih dari sahabatku. Maaf” jelasku
Kevin menghela nafas
panjang. Lalu berkata.
“Ya aku terima, ini
memang akibat dari perbuatanku. Aku juga masih mau sahabatan sama kalian semua.
Aku harap kalian semua masih bisa menerima aku. Selamat ya Nick, kamu memang
orang yang pantes buat Guntur”
“Ya aku juga minta
maaf karena aku terlalu dingin sama kamu Vin” ucap Nicko
“Nick, aku boleh
meluk Guntur buat terakhir kalinya?” ijin Kevin
Nicko
mengangguk. Aku dipeluk Kevin. Aku rasakan jiwanya terluka sekali. Aku usap
punggungnya agar lukanya sedikit terobati. Setelah lama memelukku, ia pun
melepaskan pelukannya. Aku lihat air mata mengalir dipipinya. Aku usap air mata
itu dengan tanganku.
“Makasih udah sayang
sama aku”
Ia
mengangguk dengan senyuman tipis. Arif dan Nicko saling pandang menatapku sambil
tersenyum lega. Setelah kejadian itu kami semua semakin akrab. Aku dan Nicko
juga semakin kuat hubungannya. Kami pun sekarang kost disatu area, agar kami
semakin akrab. Awal-awalnya Kevin masih terlihat terluka, namun seiring
berjalannya waktu ia pun bisa menerima kenyataan ini dengan lapang dada.dan aku
baru tahu kalau Arif sebenarnya suka dengan Nicko ta[pi dia tahu kalau nicko
Cinta sama aku jadi dia rela . Namun akhirnya aku dengar kabar kalau arif dan
Kevin jadian .
0 komentar:
Posting Komentar