part 9

Dirgantara putra 16.05 |



Hari terus berlalu, namun Nicko masih tetap tak mau aku dekati. Aku semakin sedih dan putus asa. Dan disaat ini Kevin terus mendekatiku. Dan sampai suatu hari ia menyatakan perasaannya padaku, aku tak menyangka. Jujur hatiku sama sekali tak mengharapkan ini semua. Namun karena aku kalut, aku terima cintanya, aku ingin mengompori Nicko. Aku ingin lihat reaksinya. Meskipun aku tahu ini cara yang salah, karena aku mempertaruhkan perasaan Kevin.
Hubunganku dengan Kevin yang tidak dilandasi cinta sudah berjalan 1 minggu. Namun aku yakin, seiring berjalannya waktu, cintaku akan tumbuh, meskipun cintaku pada Nicko jelas-jelas masih ada, bahkan mungkin tak akan pernah terhapus. Suatu malam, Kevin main kekostanku, dan aku mengajaknya main diteras saja. Aku ingin memanasi Nicko. Karena ia juga sedang ada diteras. Lalu aku ingin membuat Nicko semakin panas, aku pun mencium bibir Kevin didepan Nicko. Aku lihat reaksi Nicko, ia terlihat sangat kecewa, ia pun cepat-cepat masuk kedalam kamar kostnya. Setelah Nicko masuk kedalam kamar kostnya, aku lepaskan ciumanku, karena aku sama sekali tidak menginginkan ini bersama Kevin.
“Kok berhenti sih?” tanyanya heran dan kecewa
“Eh ngga kok, aku tadi kehabisan nafas” jawabku asal
Semenjak kejadian itu, Nicko pindah kostan, tidak disini lagi. Aku tak tahu ia pindah kekostan mana, sepertinya ia pindah kekostan yang satu area dengan Arif. Dan saat kuliah pun ia semakin terlihat murung. Aku jadi merasa bersalah. Namun aku malas untuk meminta maaf lagi. Percuma saja tidak akan digubris.
Malam ini aku akan diajak Kevin pergi kesuatu tempat, aku tak tahu mau kemana, ia merahasiakannya, ini sebagai perayaan 1 bulan hubungan kita. Selama ini kami belum pernah melakukan apa-apa, aku selalu menolak paling sebatas ciuman, karena aku tak mau mengkhianati Nicko, aku masih berharap ia akan memaafkanku.
Aku sudah siap dan sedang menunggu Kevin menjemputku. Lalu didepan kostanku berhentilah sebuah mobil yaris berwarna putih susu. Keluarlah sang pengendara, yaitu Kevin. Ia terlihat tampan, dengan kemeja casual yang ia pakai. Namun perasaan itu hanyalah sebuah kekaguman semata. Ia tersenyum hangat kearahku, aku balas senyumannya. Kami pun sudah berada dalam mobil. Lalu kami menuju suatu tempat yang tak aku kenal. Tak terasa kami sudah sampai ditempat yang kami tuju.
Aku lihat sekeliling area parkiran ini, terlihat banyak perempuan muda seumuran kami menggunakan pakaian minim dan juga banyak anak muda laki-laki seumuran kami berkeliaran dengan nakal. Aku jadi curiga dengan tempat ini. Aku diajak masuk kedalam oleh Kevin. Aku berjalan dengan ragu mengikuti Kevin yang terus memegang tanganku. Begitu masuk kedalam ruangan ini, aroma asap rokok dan alcohol masuk kehidungku, aku jadi mual. Aku tidak pernah merokok sekali pun, apalagi minum alkohol. Belum lagi dentuman music keras yang membuat kepalaku semakin pusing.
Kevin mengajakku duduk dimeja yang terletak disudut. Aku mengikutinya. Kulihat seisi ruangan, banyak sekali orang-orang berjoget penuh gairah dan nafsu. Ada yang ciuman disana-sini. Aku bergidik melihatnya. Aku tak menyangka, orang sepintar Kevin ternyata pergaulannya sangat-sangat parah. Aku menyesal telah masuk tempat ini. Lalu Kevin memanggil pelayan dan memesan minuman. Aku tak tahu minuman apa yang dipesan Kevin.
Tak lama kemudian pelayan datang dan membawakan kami 2 cangkir gelas kecil dan 1 botol besar minuman. Aku tak tahu apa itu. Aku takut itu alcohol. Lalu Kevin menuangkan minuman tersebut kecangkir kami. Ia menyuruhku meminumnya. Aku ragu, aku menggeleng, aku tidak mau.
“Minum saja ngga apa-apa kok” ujarnya santai
Aku pun seperti kebo dicocok hidungnya menuruti saja permintaannya, padahal hatiku menjerit dan menolak. Namun kalah oleh hipnotisan Kevin. Begitu aku minum, rasanya pahit dan panas luar biasa, aku lalu menyemburkannya. Kevin malah tertawa.
“Minuman apaan ini!!” bentakku pada Kevin
“Sudah minum saja sayang, ngga apa-apa kok” ujarnya sambil mencium bibirku
Aku lepaskan ciumannya, aku malu. Aku tidak mau sama seperti orang-orang yang ada disini. Yang ciuman didepan umum. Aku masih punya harga diri. Aku masih punya masa depan.
“Udah minum lagi” ujarnya
Lalu aku kembali seperti kebo dicocok hidungnya dan kembali meneguknya. Sekarang aku mulai terbiasa. Pandanganku mulai kabur. Kevin terus mencekokiku dengan minuman-minuman biadab itu, padahal ia sendiri hanya meminum satu gelas. Hingga akhirnya aku tak sadarkan diri.
Kevin membopongku menuju mobilnya. Lalu sesampainya dikostan ku, ia membaringkan ku di kasurnya. Kevin sudah tak tahan lagi melihatku. Ia melucuti pakaianku satu persatu. Lalu ia pun melepaskan pakaiannya. Ia ciumi bibirku penuh gairah. aku masih tertidur. Ia terus dikerjai Kevin.
Aku bangun dalam keadaan telajang bulat dan Kevin sedang tertidur memelukku dan bibirnya menempel dengan bibirku, ia juga dalam keadaan telanjang. Aku kaget. Ini tadi pasti kerjaan Kevin. Aku pun marah segera aku dorong tubuh Kevin hingga ia terjatuh dari tempat tidur. Ia terbangun dan sedikit marah. Namun tak aku pedulikan, aku kenakan semua pakaianku lagi.
“Kamu ngapain aku!!!!” bentakku
“Aku ngga ngapa-ngapain kamu sayang, aku cuma ciumin kamu doang kok” ujarnya santai
“Terserahlah aku benci sama kamu, kenapa kamu ajak aku mabuk!! Hah?!!!”
“Ga tau lah, aku pusing, terserah sekarang kamu mau ngapain!!”
Ia malah membentakku. Aku jadi kesal. Aku usir saja dia dari kamar kostnya, aku tak peduli ini sudah tengah malam sekalipun. Aku terlanjur kesal padanya.
*****
Semenjak kejadian malam itu, Kevin tidak pernah lagi datang kekostanku. Aku jadi merasa bersalah padanya. Bagaimanapun ia adalah kekasihku. Aku jadi stress sendiri. Aku kalut, belum selesai masalahku dengan Nicko, sekarang tambah lagi masalah dengan Kevin. Aku pun kalut. Aku mencoba pergi ketempat waktu aku mabuk-mabukan itu, aku beli minuman dan aku bawa kerumah, lalu aku teguk beberapa gelas hingga aku mabuk. Aku seperti orang tak terusus.
Nicko kembali memikirkanku. Nicko sangat sedih berpisah dengannya. Nicko ingin menemuiku, ia ingin menjelaskan semuanya, sebelum semuanya terlambat. Ia juga merasakan sesuatu yang tidak enak. Lalu Nicko mengajak Arif untuk menemaninya kekostanku
Sesampainya dikostanku. Nicko mengetuk-ngetuk pintu kamar kostanku, namun tak ada yang menjawab. Ia pun mencoba membuka pintunya, dan berhasil tidak dikunci. Begitu pintu terbuka, betapa kagetnya Nicko dan Arif melihat kondisiku. aku mengigau tak jelas, rambutku acak-acakan, mataku sembab dan kamarku bau dengan alcohol. Nicko langsung memeluk tubuhku. aku diam saja masih tak menyadari kehadiran Nicko. aku berkata lemah
“Nicko kamu dimana? Aku sayang kamu.. Dan Kevin, kamu begitu tega membawaku kedalam yang namanya minuman, aku benci kamu. Aku tak pernah mencintaimu, aku hanya menggunakan kamu agar memancing Nicko, apakah ia cemburu padaku” ratapku tak sadar
“Oh Tuhan. Guntur, aku tak pernah membencimu” jerit Nicko
Arif terlihat geram setelah mendengar ucapaku. Lalu ia meninggalkan Nicko dan aku. Lalu bergegas mencari Kevin. Nicko mengerti maksud Arif.
Setelah kesadaranku kembali normal. Aku langsung memeluk Nicko erat sambil menangis. Nicko pun memelukku erat sekali.
“Nicko, maafin aku. Aku sebenarnya mencintaimu. Aku jadian sama Kevin cuma buat manasin kamu doang” kataku
“Harusnya aku yang minta maaf, karena aku udah ngejauhin kamu, aku ngejauhin kamu karena aku kalah taruhan sama Kevin”
“Taruhan apa?” tanyaku heran
“Dulu sebelum UN, Kevin bilang ke aku, kalo dia juga suka kamu, dan dia ngajakin taruhan, siapa yang nilai UN nya lebih besar, dia yang boleh deketin kamu selamanya, dan siapa yang kalah dia harus ngejauhin kamu” ujarnya lesu
“Apa?? Licik sekali ternyata dia. Aku ngga bakal maafin dia!”
“Sudahlah, yang penting sekarang kamu sudah bersama-samaku lagi”
“Iya, tapi darahku sudah teraliri minuman keras, apakah kamu masih mau jadi sama aku?” tanyaku lesu
“Ngga apa-apa kok Gun, aku ngga masalah, asal kamu janji ngga bakal minuman keras lagi” ucapnya tulus
Aku mengangguk. Lalu kami berdua pun berpelukan dengan haru.
*****
Kevin digeret oleh Arif kekostanku. Ia menggeret Kevin dengan kasar. Aku yang tadinya sudah tenang dengan Nicko, menjadi emosi melihat muka Kevin.
“Hei anj*ng! Lo licik banget!” makiku seraya menonjok mukanya
Kevin diam saja, ia meringis. Nicko berusaha menenangkanku. Sedangkan Arif membiarkan saja tindakanku, ia juga menatap bengis Kevin. Aku terus memaki-makinya seraya pukulan dan tendanganku terus menghujaninya. Ia tetap diam tak bergeming. Akhirnya karena aku tak tega melihatnya, aku pun berhenti.
“Sudah puas?” tanya Kevin
Aku diam tak menjawab.
“Aku mencintaimu Guntur, maafkan aku kalo aku udah membawamu kedalam jurang. Aku putus asa, karena selama kita pacaran kamu ga pernah mau bermesraan ama aku” ucapnya lemah
Aku jadi tak tega dengannya. Bagaimana pun juga aku telah memainkan perasaannya untuk kepentingan pribadiku. Aku harus minta maaf.
“Maaf Vin, aku emang salah, aku nerima kamu soalnya aku lagi kalut, aku kehilangan Nicko, lalu kamu datang menghiburku, jadi aku terima, aku juga bermaksud manas-manasin Nicko dengan aku terima kamu, aku sebenernya ngga ada rasa lagi sama kamu semenjak aku menyadari bahwa Nicko lah orang yang paling aku sayang dari dulu. Aku minta maaf sekali lagi. Aku harap kita berempat bisa tetap sahabatan. Aku udah nerima Nicko lebih dari sahabatku. Maaf” jelasku
Kevin menghela nafas panjang. Lalu berkata.
“Ya aku terima, ini memang akibat dari perbuatanku. Aku juga masih mau sahabatan sama kalian semua. Aku harap kalian semua masih bisa menerima aku. Selamat ya Nick, kamu memang orang yang pantes buat Guntur”
“Ya aku juga minta maaf karena aku terlalu dingin sama kamu Vin” ucap Nicko
“Nick, aku boleh meluk Guntur buat terakhir kalinya?” ijin Kevin
Nicko mengangguk. Aku dipeluk Kevin. Aku rasakan jiwanya terluka sekali. Aku usap punggungnya agar lukanya sedikit terobati. Setelah lama memelukku, ia pun melepaskan pelukannya. Aku lihat air mata mengalir dipipinya. Aku usap air mata itu dengan tanganku.
“Makasih udah sayang sama aku”
Ia mengangguk dengan senyuman tipis. Arif dan Nicko saling pandang menatapku sambil tersenyum lega. Setelah kejadian itu kami semua semakin akrab. Aku dan Nicko juga semakin kuat hubungannya. Kami pun sekarang kost disatu area, agar kami semakin akrab. Awal-awalnya Kevin masih terlihat terluka, namun seiring berjalannya waktu ia pun bisa menerima kenyataan ini dengan lapang dada.dan aku baru tahu kalau Arif sebenarnya suka dengan Nicko ta[pi dia tahu kalau nicko Cinta sama aku jadi dia rela . Namun akhirnya aku dengar kabar kalau arif dan Kevin jadian .

0 komentar:

Posting Komentar