part 12

Dirgantara putra 16.10 |



Pagi itu suara ayam berkokok, membangunkanku dari tidurku yang lelap. Kulihat jam dinding menunjukkan pukul 05.00 WIB. Aku beranjak dari kasurku dan kuraih gagang pintu kamarku, ketika pintu berhasil dibuka, tercium aroma yang sungguh menggugah selera. “Hmm…bau apa ini, enak sekali,” kataku dalam hati. Aku menghampiri sumber bau tersebut, ternyata dugaanku benar, itu adalah aroma dari masakan mamaku. Mamaku memang pandai memasak tapi itu baru beliau tunjukan setelah pertengkaran kami dulu , sebelum itu mama ga pernah ada waktu buat aku. Kulihat masakan mamaku di atas meja makan. Ternyata mama memasak nasi goreng keju. “Kamu sudah bangun gun?“ suara mamaku membuyarkan lamunanku yang datang tiba-tiba dari dapur. “Ya, ma,” jawabku. “Ya udah, sholat dulu sana, terus mandi dan ganti baju. mama masak special nih pagi ini,” ,mamaku sambil tersenyum manis. “Tumben mah masak nasi goreng keju?” tanyaku heran. “Ya, sekali-kali kan ga apa-apa,”. “Makasih ya mah,”. “Iya iya, udah buruan mandi sana”.
Seusai mandi, sholat, ganti baju dan sarapan, aku berpamitan kepada mamaku. “Mah, Guntur berangkat dulu ya!” sahutku. “Hati-hati ya GUn,” nasihat mama. Kulihat ada 2 orang yang berdiri di depan pintu gerbang rumahku, memanggil-manggil namaku. Arief dan Kevin. Kami bertiga berangkat menggunakan mobil milik kevin, entah kenapa kami bertiga selalu kompak. Yah, walaupun terkadang sering berantem juga gara-gara masalah kecil sejak kepergian Nicko ke L.A merekalah yang ,mengisi hari-hariku. “Gun, kamu udah ngerjain tugas belum?” tanya Arief tiba-tiba. “Udah dong, emang kamu belum ngerjain apa?” jawabku dan kembali tanya. “Belum nih, soalnya tadi malem aku tidur awal dan lupa kalo ada tugas dari dosen. Pagi-paginya baru inget,” kata arief. “Udah tenang aja, kamu liat punyaku aja,” kataku menenangkan arief. Sesaat setelah aku berbicara dengan arief, kulihat Kevin konsentrasi banget nyetir mobil.
Aku pun kuliah sampai pelajaran kelar , aku pandangi tiap sudut ruang kuliah .aku ingat Nicko ya NIcko ….kenapa perasaan ini ada lagi kesedihan ini . udah 3 minggu setelah kepergiannya tapi aku tak bisa lupakannya pasti dia sudah melupakanku , nyatanya Dia ga ngasih kabar aku sama sekali . Dia mungkin lagi seneng-seneng dengan Bella .
siang itu mentari memancarkan panas yang begitu menyengat kulit dan membuatku malas untuk melakukan aktifitas diluar rumah.dengan segelas orange juss buatan bik santi pembantu kebanggaanku ,aku menuju halaman belakang untuk menikmati tiupan angin sepoi sepoi yang berhembus kesana kemari dan menambah kenyamanan untuk bersantai.tak berselang lama bik santi menemaniku untuk ngobrol ngobrol pelepas suntuk.
”capek den ?.tanya bik asih menghampiriku
”gak kok bik,cuma kepanasan aja”.jawabku
”oh ya den,tadi bibik masak makanan kesukaan den Guntur  Asam pedas ikan kerapu,ntar jangan lupa dimakan ya den.”
”eh,iya bik.makasih ya bik,udah lama Guntur gak ngerasain asam pedas buatan bibik “
”iya den.ntar dihabisin ya den biar den Guntur cepat  gemuk
”bibik tenang aja,selama masih muat diperut Guntur ini pasti bakalan Guntur  habisin”
”ok den.
Setelah habis menyantap masakan Bik Asih aku langsung ke kamar . Kurebahkan tubuhku . Aku terdiam dan merenung di siang hari , menunggu jawaban kevin untuk segera mempertemukanku dan arief dengan pujaan hatinya Gilang . ya ……Kita sering sharing …”andai aja ada Nicko pasti seru,Batinku”
Setelah aku hampir terlelap , arief sms aku mengatakan kalau Kevin Masuk rumah sakit .sesampainya di Rumah sakit aku mendengarkan cerita arief ……
Sudah hampir dua jam kevin mondar-mandir mengelilingi kamarnya, Kevin  terlihat sangat gelisah. Berulang kali dia melirik hp kecil yang ada di tempat tidurnya, tapi tak ada satu pun pesan masuk yang tampak di hp itu. “Kamu kemana, sih? Kok sms ku nggak di balas- balas” gerutu kevin  sambil memencet nomer  telepon dengan cepat. Sebelum kevin sempat menelpon, sebuah SMS masuk dan di layar ponsel itu tertulis My Prince. Secepat kilat dia membuka SMS itu lalu membacanya dengan tidak sabar. Ternyata orang yang selama ini dia tunggu itu baru saja selesai bertanding dalam turnamen voli. Setelah membalas SMS itu, Gilang memejamkan matanya untuk tidur, karena malam telah larut. Keesokan harinya… Seperti biasa, Kevin  selalu mengirimkan ucapan selamat pagi pada kekasihnya sebelum dia berangkat kuliah. Namun, hatinya kembali tak tenang ketika sang kekasih belum juga membalas SMS-nya hingga sore hari. Berkali-kali dia mengirimkan SMS, hingga akhirnya balasan yang ditunggu datang.

“aku udah solat dan makan kok”,Gilang langsung membalas SMS itu, tapi setelah beberapa kali SMS-an, dia merasa ada yang aneh dengan pesan dari kekasihnya itu. Hingga akhirnya dia tahu kalau ternyata yang membalas SMS itu bukanlah Gilang pacarnya, tapi temannya. Hal itu membuat Gilang sangat marah dan tidak membalas SMS itu lagi. Dia berharap pacarnya akan menghubunginya dan meminta maaf langsung padanya. Tapi pertengkaran itu malah berlanjut hingga malam hari. Meskipun Gilang  telah meminta maaf, tapi Kevin masih juga kesal dengan sikap Gilang  yang tidak mau membalas SMS-nya.
Dan malam itu pun berakhir tanpa ada SMS dari keduanya. Pertengkaran kedua pasangan itu berakhir dengan kata putus yang dikirimkan lewat SMS oleh Gilang. Hal itu membuat Kevin yang sejak awal sudah sedih akhirnya menangis di depan sahabat- sahabatnya (Aku dan Arief). Dia tidak menyangka pacar yang selama ini sangat dicintainya ternyata tega memutuskan hubungan mereka begitu saja. Namun, setelah mendengar alasan Gilang yang sudah merasa tidak nyaman lagi dengan dia, Kevin akhirnya menerima keputusan itu dengan hati yang hancur. Malam harinya, kevin yang masih stres dengan kenyataan yang menyakitkan itu mendadak jatuh sakit. Tubuhnya demam dan kadang dia menggigil. Dia berharap Gilang akan menghubunginya dan bilang kalau mereka tidak jadi putus. Tapi harapan itu, hanya menjadi harapan semata, karena tak satu pun SMS dari Gilang  yang masuk ke hp-nya.

***
Sudah hampir seminggu Kevin sakit, hingga akhirnya dia harus di rawat di rumah sakit. Tapi kondisinya belum juga membaik. Maag yang selama ini di deritanya ternyata sudah sangat parah hingga menimbulkan pendarahan. Dokter pun mengatakan kalau salah satu faktor yang menyebabkan penyakit Kevin semakin parah adalah stres yang dialaminya hingga membuat kondisi tubuhnya menurun. Aku dan arief , sahabat Kevin yang paling mengerti keadaan Kevin hanya bisa menatap iba tubuh sahabatku  yang sekarang terkulai lemah diatas tempat tidur. Wajahnya pucat dan tubuhnya semakin kurus. Aku dan Arief sangat mengerti perasaan Kevin yang merasa sangat kehilanganGilang  kekasihnya. Kadang samar-samar dia mendengar Kevin menyebut nama Gilang dalam tidurnya, dan hal itu membuat aku dan Arief  menangis, tak sanggup melihat penderitaan yang di rasakan oleh sahabatku itu.
 “Vin, gmn keadaan kamu sekarang?” tanyaku dan Arief ketika sahabatku baru saja bangun.
 “Alhamdulillah udah mendingan, udahlah nggak usah cemas gitu” jawab Kevin , wajahnya terlihat pucat.
 “Kamu masih mikirin gilang, ya?” “Maksud kamu?” “Dari kemarin aku dengar kamu memanggil nama Gilang berkali-kali saat kamu lagi tidur. Kamu kepikiran dia lagi?” tanya arief cemas.
 “Iya, aku kangen sama dia. Apa dia menghubungimu?” jawab kevin.
“Setahu aku, sih, belum ada SMS ataupun telepon dari dia. Kenapa?” tanyaku
 “Enggak apa-apa, cuma mau tahu aja dia peduli atau nggak” jawabnya, wajahnya terlihat sedih.
 “Apa perlu aku telepon dia untuk kasih tahu keadaan kamu?”, ujar arief
“Enggak usah, aku nggak mau dikasihani sama dia.” , jawab kevin
Aku dan arief hanya bisa diam mendengar jawaban sahabat kita itu. Rasa kagum dan sedih bercampur di hatinya. Kagum akan ketegaran sahabatku itu, tapi sedih melihat penderitaan yang harus dialami Kevin. Aku dan arief tahu di saat sakit seperti itu, pasti kevin ingin gilang ada bersamanya, dan nggak meninggalkannya seperti ini. Hampir tiga minggu Kevin di rawat di rumah sakit, dan selama itu juga aku dan arief selalu memperhatikan perkembangan kesehatan sahabat kita. Setiap kali Kevin merasa sakit di tubuhnya ataupun tubuhnya demam, Kevin selalu mendengarkan sebuah lagu ciptaan Gilang, mantan kekasihnya. Dan seperti mukjizat, keadaan Kevin perlahan membaik setelah mendengar lagu itu.arief  akhirnya mengerti kerinduan Kevin pada gilang sangatlah besar hingga menyiksa seluruh tubuhnya bukan hanya hatinya. Hingga suatu hari, tanpa sepengetahuan ‘Kevin dan aku, arief menelpon gilang  yang ada di luar kota. Dia menceritakan keadaan Kevin pada cowok itu, dan dia juga meminta gilang untuk datang menemui kevin. Tapi, Gilang masih belum juga mau menemui Kevin.
“Aku mohon sama kamu, Kevin butuh kamu. Tolong datanglah ke Jakarta dan temui Kevin walaupun hanya sebentar” ucap arief.
“Aku belum bisa menemui dia, lagipula kehadiranku malah bisa membuat dia semakin sakit” jawab gilang.
“Satu kali saja, tolong temui dia. Mungkin dengan bertemu denganmu dia bisa sembuh. Atau kamu akan menyesal” paksa arief.
 “Apa maksud kamu? Memang penyakitnya itu parah?” ,tanya Gilang
“Datang dan lihatlah sendiri keadaan ‘Kevin sekarang. Sebelum kamu menyesal untuk selamanya” ucap Arief sebelum mengakhiri teleponnya.
* * *



Beberapa hari setelah telepon itu, Gilang mengabari Arief kalau dia akan ke Jakarta untuk menemui Kevin. Arief  yang mendapat kabar menggembirakan itu langsung menemui Kevin. Tapi sayangnya Kevin sedang tidur saat itu. Arief hanya bisa menunggu, sampai Gilang  tiba di Jakarta dua hari lagi.
Hari itu akhirnya tiba juga.Gilang , orang yang selama ini di tunggu kedatangannya oleh Kevin ,aku ,dan arief akhirnya datang. Dia meminta aku dan arief mengantarkannya ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, Gilang  terdiam melihat keadaan cowo yang ada di kamar rawat itu. Sosok yang selama ini tidak pernah di jumpainya, kini dilihatnya dengan kondisi yang memprihatinkan. Selang infus terpasang di tangannya, matanya terpejam, tapi di kedua telinganya terpasang headset agar Kevin  bisa selalu mendengarkan lagu musik yang bisa menenangkan.
“Dia hanya sedang tidur. Tunggu saja, sebentar lagi juga dia bangun” ucap Arief  yang berdiri di belakang Gilang.
“Sudah berapa lama dia seperti ini?” tanya Gilang, dia mulai berjalan mendekati tempat tidur Kevin.
“Hampir satu bulan dia terbaring di tempat tidur itu. Sekarang coba kau dengar lagu yang sedang di dengarkan Kevin” ucap Arief sambil melepas satu headset itu dan memberikannya pada Gilang.
 Gilang terkejut ketika mendengar lagu itu, lagu yang pernah dia ciptakan untuk Kevin dulu. Dia tidak menyangka cwo itu masih menyimpan rekaman lagu itu. Kedua matanya menatap wajah Kevin yang tertidur. “Itulah yang membuat Kevin bertahan selama ini. Itu yang dia lakukan bila sedang merindukanmu. Suaramu yang sangat dia rindu” ucap Arief. Gilang yang masih merasa terkejut perlahan memegang tangan Kevin , kedua matanya tak lepas dari wajah Kevin. Terlihat masih ada kasih sayang yang dalam dari tatapan itu.
Tiba-tiba tangan yang di pegang Gilang bergerak, Kevin bangun dari tidurnya. Dan dia terkejut ketika ada seorang cowok duduk di sampinya sambil memegang tangannya.
 “Tenang, vin. Dia Gilang, orang yang selama ini kamu rindu” ucap Arief.
 “Gilang? Kenapa bisa ada disini?” tanya Kevin yang masih terkejut
. “Maaf, ya. Aku yang menelpon dia dan meminta dia untuk datang menjengukmu. Karena aku nggak tega melihat kamu seperti ini terus.” “Kenapa kamu bisa sampai kayak gini? Kenapa kamu nggak menjaga kesehatanmu?” tanya Gilang yang masih tetap menatap wajah Kevin
. “Itu bukan urusanmu” sahut Kevin sambil melepaskan genggaman Gilang.
“Waktu itu kamu kan udah janji, bisa terima keputusanku untuk mengakhiri hubungan kita, dan berjanji akan baik-baik saja. Tapi kenapa sekarang kamu kayak gini?” Kevin hanya diam dan memalingkan wajahnya dari Gilang. Sementara Gilang masih terus berbicara pada Kevin. Arief yang melihat itu hanya berharap keadaan Kevin akan membaik setelah bertemu Gilang. Dan ternyata benar, setelah berdebat cukup lama akhirnya Kevin dan Gilang mulai akrab kembali. Wajah Kevin yang tadinya pucat juga mulai berubah cerah. Pertemuan antara Kevin dan Gilang terus berlangsung selama seminggu, dan selama itu keadaan Kevin berangsur membaik.

0 komentar:

Posting Komentar